Onde-onde Menu Populer Buka Puasa di Minangkabau
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Selain kolak, lamang tapai, gorengan, dan berbagai macam kuliner ringan untuk berbuka puasa, Onde-onde ternyata saat ini masih menjadi salah satu kudapan yang populer dan masih banyak diburu warga.
Di bulan suci Ramadan, onde-onde khas Minangkabau ini sangat banyak dijumpai di Pasar Pabukoan (pasar yang menjual kuliner Ramadan), di pinggiran jalan, dan bahkan di supermarket. Harganya pun terbilang murah hanya seribu rupiah saja, Anda sudah bisa membawa tiga biji ukuran kecil.Â
Onde-onde, dari namanya saja cukup unik. Namun, sesuai dengan namanya yang unik bentuk dan rasanya pun juga tak kalah unik. Berbentuk bulat kecil menyerupai bola pingpong dan berwarna hijau, ditaburi dengan parutan kelapa, serta berisi gula merah di dalamnya membuat selera sudah pasti tergugah. Apalagi, teksturnya sedikit kenyal dan lembut, sudah pasti bikin kita ketagihan.
Untuk membuat onde-onde dengan cita rasa tinggi, bahannya pun tak sulit dijumpai. Kita hanya perlu menyiapkan sejumlah bahan dasar seperti tepung ketan, pewarna hijau dari daun pandan, kelapa diparut, kapur sirih, gula pasir, garam, dan gula merah.
Cara membuatnya juga tidak terlalu susah, kita hanya perlu melarutkan garam secukupnya beserta kapur sirih, air daun pandan di dalam air. Kemudian, aduk hingga merata dan air mendidih sempurna.
Lalu, campurkan ke dalam tepung ketan. Aduk hingga adonan merata. Setelah itu, ambil sedikit adonan, lalu pipihkan, dan beri sedikit gula merah di tengahnya. Lalu, tutup kembali dan bentuk menjadi bulatan menyerupai bola pingpong.
Selanjutnya, panaskan air dan rebus onde-onde selama kurang lebih lima menit. Lalu, angkat dan beri parutan kelapa parut. Onde-onde pun siap untuk disajikan dan disantap. Tapi hati-hati ya di saat makan onde-onde, terutama saat digigit, nanti malah gula merah yang ada di dalamya muncrat keluar, karena saat digigit onde-onde akan meletup di mulut.
Asal muasal
Berdasarkan beberapa referensi dan sumber, Onde-onde sebenarnya berasal dari Tiongkok, pada saat zaman Dinasti Tang, di mana makanan ini menjadi kue resmi daerah Changan, yang sekarang bernama Xian.
Makanan ini kemudian dibawa oleh pendatang menuju ke daerah selatan Tiongkok, lalu berkembang luas hingga daerah-daerah Asia Timur dan Tenggara. Onde-onde kemudian berkembang dengan berbagai bentuk dan citra rasa sesuai dengan perkembangan dan daerahnya masing-masing.Â
Nah, di Indonesia sendiri ada berbagai macam bentuk dan rasa, bahkan untuk penamaan. Ada yang menyebutnya dengan kue bola, klepon, dan sebagainya. Namun, di Minangkabau, kue ini disebut dengan onde-onde. (asp)