4 Kerugian bagi Tubuh Jika Makan Gorengan untuk Buka Puasa
- VIVA / Renne
VIVA – Gorengan merupakan makanan yang sangat digemari banyak kalangan di Indonesia. Bakwan, risol, tahu, tempe, adalah di antara jenis gorengan yang sering dijajakan. Pedagangnya pun mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan maupun kafe.
Di bulan Puasa ini, gorengan rupanya juga menjadi menu wajib untuk berbuka. Meski banyak yang menganggap makan gorengan tidak sehat untuk kesehatan, tapi tetap saja kudapan berminyak itu banyak diburu. Jika tak ada gorengan di meja makan, rasanya seperti ada yang kurang.
Menurut ahli gizi klinis Dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK., makanan paling ideal untuk berbuka puasa adalah makanan yang mengandung cukup gula. "Nah, kalau gorengan ada sih karbohidratnya (di dalam karbohidrat mengandung gula) tapi banyak minyaknya," katanya di acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin, 28 Mei 2018.
"Kalau dibilang gorengan adalah makanan yang ideal untuk berbuka, sebenarnya tidak ideal juga. Ketika kita berbuka puasa, dari lambung yang asalnya kosong kemudian diisi makanan berminyak, itu lambungnya bisa jadi begah, sebah," ujarnya menambahkan.
Selanjutnya, Dr. Juwalita menjelaskan tentang beberapa hal terkait konsumsi gorengan untuk berbuka puasa maupun dimakan sehari-hari, seperti berikut ini.
1. Makan gorengan bikin gemuk
"Ini benar," kata Dr. Juwalita. Tempe satu potong yang belum diolah atau dimasak, memiliki kalori sekitar 70 kalori. Ketika sudah digoreng pakai tepung, kalorinya bertambah jadi 120-150 kalori.
"Nah, biasanya makan 1 gorengan tidak cukup. Bisa 2 atau 3, itu kalorinya sudah sekitar 450 kalori. Belum lagi takjil lain yang manis-manis," katanya.
2. Gorengan bikin batuk
Dr. Juwalita membenarkan hal ini. Tapi mekanismenya bukan minyak dari gorengan lengket ke tenggorokan sehingga terjadi batuk. Yang benar adalah, ketika makanan berminyak sampai ke lambung, menyebabkan cincin di lambung jadi longgar. "Sehingga asam lambung bisa naik ke kerongkongan jadi menimbulkan iritasi. Itu yang bikin kita biasanya ingin berdehem atau batuk-batuk," katanya.
3. Makan gorengan lebih mengenyangkan daripada nasi
Nasi putih memiliki kandungan utama karbohidrat, sedangkan gorengan mengandung minyak. Minyak ini yang akan tinggal di lambung lebih lama sehingga menimbulkan efek awet kenyang.
4. Gorengan tingkatkan risiko penyakit jantung
Minyak yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi gorengan meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam darah. Ini salah satu pemicu sakit jantung.
Tips:
Dr. Juwalita menyarankan sebaiknya konsumsi gorengan itu sebagai lauk makan. Karena jika dimakan sebagai camilan, ada kecenderungan untuk makan lebih banyak.
Kedua, pilih yang sekiranya memiliki bahan dasar bernutrisi. Misalnya, pisang, tempe, tahu, yang mengandung protein.
Ketiga, pilih gorengan yang dimasak di rumah. "Kalau di luar rumah kan kita tidak tahu jika minyaknya sudah dipakai berkali-kali. Makin berkali-kali dipakai memasak, makin jelek minyaknya," kata Dr. Juwalita.
Ciri gorengan menggunakan minyak yang sudah digunakan berkali-kali, biasanya warna gorengan lebih gelap, ada bintik-bintik dari remah-remah gorengan sebelumnya.
Keempat, tetap seimbangkan dengan serat, setidaknya ini untuk mengurangi penyerapan minyak di usus. Misalnya buah dan sayur. (mus)