4 Mitos Salah Seputar Menstruasi
- VIVA.co.id/Lutfi
VIVA – Sadarkah Anda, sejak pertama kali mendapatkan menstruasi, pasti Anda banyak sekali mendengar sebutan atau istilah lain yang mengacu pada menstruasi. Seperti sedang halangan atau 'dapet', banyaknya sebutan untuk menstruasi ini pun memicu munculnya banyak mitos seputar menstruasi.
Sayangnya, lebih banyak masyarakat yang lebih memercayai mitos daripada mencaritahu tentang fakta di baliknya.
Menurut dr. Dyana, SpOG, sama halnya seperti menyebut penis atau vagina, membahas mengenai menstruasi menjadi hal yang masih dianggap tabu. Sehingga muncul banyak bahasa dan banyak mitos, padahal faktanya lebih banyak bolehnya daripada tidak boleh, seperti berikut.
Tidak boleh olahraga
Dyana menjelaskan, ketika menstruasi kita tidak boleh melakukan gerakan yang jungkir balik karena darah bisa kembali atas. Faktanya, itu tidak mungkin terjadi karena mesntruasi adalah proses peluruhan dinding di dalam rahim yang dipersiapkan untuk hamil. Ketika tidak dibuahi, dinding tersebut akan runtuh yang terlihat seperti darah yang bercampur dengan jaringan berwarna hitam atau cokelat.
Darah menstruasi = Darah kotor
Banyak yang menyebut bahwa darah yang keluar dari menstruasi adalah darah kotor. Namun, Dyana mengatakan, kita harus berhenti menyebut darah menstruasi sebagai darah kotor karena rahim adalah area yang steril. Yang keluar pun berbeda yaitu pembuluh darah yang bercampur dengan jaringan yang setelah sekian lama menjadi bekuan-bekuan darah.
Tidak boleh keramas
Faktanya, selama menstruasi kita wajib menjaga kebersihan tubuh secara umum, termasuk keramas. Selain itu, kita wajib mengganti pembalut setiap 4-6 jam sekali. Kalau terlalu lama mengganti pembalut, area kewanitaan bisa menjadi lembap dan menjadi media bakteri jamur sehingga jadi iritasi kulit, gatal, hingga keputihan.
Pembalut belum penuh boleh tidak diganti
Seperti disebutkan sebelumnya, pembalut harus diganti maksimal 6 jam sekali. Biasanya, di akhir-akhir masa menstruasi saat darah haid sudah berkurang, kita menjadi malas mengganti. Padahal setetes saja darah sudah bisa mengundang kuman. Selain itu, perhatikan juga kebersihan air saat membasuh area kewanitaan ketika menstruasi. Jika air kotor, Dyana menganjurkan, sebaiknya jangan gunakan air dan gunakan tisu saja.
"Kalau memang di toilet umum airnya tidak bersih, pakai tisu saja selama menyimpan tisunya rapi dalam kemasan. Kalau pakai tisu basah, harus pakai tisu kering setelahnya karena daerah vagina harus tetap kering, kalau lembap akan timbulkan jamur dan bakteri," ujar Dyana saat ditemui VIVA di sebuah acara di Jakarta beberapa waktu lalu.