Solusi Tepat Osteoarthritis, Nyeri yang Menjalar pada Sendi
- Pixabay
VIVA – Osteoarthritis merupakan jenis dari artritis atau radang sendi. Dari data Kementerian Kesehatan RI, osteoarthritis dialami oleh 30 persen masyarakat di Indonesia.
Pada dasarnya osteoarthritis dapat terjadi pada semua sendi di tubuh manusia, namun paling sering terjadi di sendi-sendi yang berfungsi untuk menopang berat badan, seperti sendi panggul dan terutama sendi lutut. Ketika osteoarthritis terjadi, maka muncul rasa nyeri, kaku, dan bengkak.
"Akhirnya berujung kepada ketidakmampuan pasien untuk bebas beraktivitas seperti berjalan, mengangkat beban berlebihan, dan kegiatan fisik sehari-hari lainnya," ujar Kepala Divisi Hip, Knee, and Geriatric Trauma (HKGT) Orthopaedic Center Siloam Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Dr. dr. Franky Hartono, SpOT(K) di Kebon Jeruk, Jakarta.
Dr. Franky menegaskan, karena tulang rawan sendi tidak dapat tumbuh kembali dengan sendirinya dengan terapi obat dan fisik, maka solusi pada keadaan osteoarthritis yang berat adalah dengan melakukan operasi artroplasti atau penggantian sendi. Operasi ini lebih tepat dikatakan sebagai suatu prosedur untuk melapisi bagian sendi yang rusak, pada operasi ini, bagian sendi yang rusak akan dibuang dan dilapisi dengan implan berbahan titanium dan bantalan berbahan plastik polyethylene.
"Pada awalnya, operasi penggantian lutut dilakukan secara total, dengan cara melakukan pemotongan bagian sendi lutut luar dan dalam, tanpa melihat bagian lutut mana yang sebenarnya masih sehat. Namun secara statistik, tampak bahwa pola penipisan tulang rawan pada sendi, lebih banyak terdapat di satu bagian lutut terutama lutut bagian tengah," terangnya.
Untuk menghindari pemotongan bagian sendi lutut yang masih sehat, para peneliti menemukan suatu teknik tersendiri yang disebut Unicompartment Knee Arthroplasty (UKA), di mana operasi ini dilakukan dengan penggantian sendi lutut secara sebagian. Teknik dan desain implan UKA pertama kali dipakai sejak tahun 1976 dan terus berkembang hingga tahun 1998 digunakan model generasi ke-3 dari Oxford Unicompartmental Knee System yang sekarang dipakai di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
"Teknik ini memiliki banyak kelebihan, karena hanya sebagian sendi lutut yang dibuang maka luka operasi yang menjadi lebih kecil, dari mereka yang pernah menjalani operasi UKA lebih merasakan keluhan nyeri pasca operasi yang lebih ringan. Dalam waktu rata-rata 1-2 hari, pasien dapat melakukan mobilisasi jalan sehingga menghabiskan waktu rawat inap yang lebih sebentar dibandingkan operasi penggantian sendi lutut jenis total," jelasnya.
Dengan tidak memotong sendi yang masih sehat, pergerakan lutut pasien akan terasa lebih alami, pasien yang menjalani UKA juga mempunyai kemampuan menekuk lutut yang lebih luas bahkan untuk bersila, jongkok, dan melakukan olahraga low-impact. Studi terhadap UKA menunjukan bahwa hasil ketahanan implan mencapai 96 persen pada 1000 pasien dalam 10 tahun dan 92 persen dalam 20 tahun.
"Tindakan ini cocok untuk para penderita osteoarthritis dengan gangguan di bagian tengah lutut yang masih ingin bergerak aktif dan melakukan kegiatan produktif sehari-hari," tegasnya.