Puasa Rawan Panas Dalam, Ini Trik Pencegahannya
- REUTERS/Edgar Su
VIVA – Cuaca panas dan kurang cairan saat berpuasa di bulan Ramadan membuat kondisi tubuh mudah terserang panas dalam. Biasanya, saat panas dalam menyerang, menimbulkan beberapa gejala yang khas yang mudah dikenali.
Panas dalam merupakan kondisi tubuh yang sedang mengalami kekurangan cairan. Sehingga, demam ringan dapat dengan mudah mengintai akibat kondisi tubuh yang dehidrasi.
"Panas dalam dan dehidrasi memang berkaitan erat. Jika kebutuhan cairan tak terpenuhi, maka timbul demam ringan, bibir pecah-pecah, kulit yang kering, lidah yang kering, dan mudah terserang flu," ujar spesialis penyakit dalam dari RS.Carolus Jakarta, Dr. Aswin Pramono Sp.PD, di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis 24 Mei 2018.
Kebutuhan cairan dalam sehari harus mencapai hingga 2 liter banyaknya dan ini harus terpenuhi meski sedang berpuasa, di saat sahur mau pun berbuka. Sebab, kebiasaan minum air putih yang kurang, akan memicu rasa tidak nyaman saat puasa.
"Banyak yang makan gorengan saat berbuka puasa, itu bisa membuat kerongkongan merasa tidak nyaman. Makanya butuh mineral yang cukup agar tidak membuat panas dalam terpicu. Kebutuhan air yang sebaiknya dikonsumsi mengandung mineral alami seperti gypsum fibrosum dan calcitum," terangnya.
Kedua kandungan mineral alami itu berguna untuk mencegah panas dalam. Apalagi, kedua kandungan tersebut sudah terbukti berkhasiat sebagai obat herbal bagi kesehatan.
"Keduanya ini juga sering digunakan dalam pengobatan herbal tradisional China yang mampu mencegah panas pada lambung dan paru serta kandungan yang berfungsi sebagai penurun panas," terang PR Senior Manager PT.Kino Indonesia, Yuna Eka Kristina, di kesempatan yang sama.