4 Faktor Utama Penyebab KLB Campak dan Gizi Buruk Asmat
- Puspen TNI
VIVA – Beberapa bulan setelah status Kejadian Luar Biasa yang terjadi di Asmat Provinsi Papua, faktor terjadinya gizi buruk dan juga campak kian terurai. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kesehatan, Usman Sumantri, menyebut setidaknya ada faktor utama yang menyebabkan 76 orang meninggal akibat gizi buruk dan juga campak
Dalam presentasinya, ia memaparkan bahwa empat faktor itu yakni 40 persen faktor lingkungan, fisik, kimia, biologi, dan ergonomi. Lalu 30 persen faktor perilaku sosial budaya, 20 persen faktor pelayanan kesehatan, dan 10 persen faktor genetika atau keturunan.
"Masalah di Asmat ini sebenarnya bukan hanya kesehatan tapi masalah lain seperti gizi. Gizi ini bukan masalah kesehatan, tapi bagaimana masyarakat Asmat memenuhi gizi keterkaitan dengan ketahanan pangan," ungkap Usman saat ditemui VIVA di Kantor PB IDI Jakarta, Selasa 15 Mei 2018.
Ia mengatakan, pengetahuan serta pemahaman terkait dengan kesehatan dan upaya membangun sektor ekonomi juga menjadi faktor yang memperburuk keadaan.
Di samping itu, Usman juga menambahkan, biaya dan minimnya tenaga kesehatan profesional juga menjadi, salah satu kendala utama kala menangani KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.
"Biaya operasional di Asmat, sekali gerak puluhan juta, tidak sejuta, dua juta seperti di (Pulau) Jawa. Apalagi di sana ada 226 kampung dan 23 distrik," katanya.
Untuk menangani masalah tersebut, Kementerian Kesehatan harus mengirim 120 Tenaga Nusantara Sehat untuk 19 Puskesmas dalam jangka waktu dua tahun.
Lima jenis tenaga kesehatan yang akan dikirim ke salah satu Kabupaten paling ujung Timur Indonesia tersebut adalah doker, perawat, gizi, kesling/kesmas, dan farmasi.
Sebagai informasi, menurut data Kemenkes RI, hingga 18 Maret 2018 tercatat ada 66 jiwa yang meninggal dunia karena campak dan 10 orang yang meninggal karena gizi buruk. (ren)