Sebelum Veneer Gigi, Ketahui Dahulu Hal Ini

ilustrasi gigi.
Sumber :
  • pixabay/pexels

VIVA –Tren veneer gigi marak dilakukan bagi mereka yang menginginkan gigi sempurna. Dengan cara ini, gigi putih dan rapi dapat diperoleh dalam waktu instan.

Namun prosesnya ternyata tidak sederhana. Banyak pertimbangan yang perlu dikonsultasikan sebelum melaksanakan prosedur veneer gigi, terutama bagi pemilik gigi tipis.

“Pertama kan dikikis, harus dilihat juga aman enggak kalau dikikis. Kalau giginya tipis banget dikikis kan jadi jelek. Positifnya memperbaiki estetika penampilan. Gigitannya juga harus dipertimbangkan. Enggak terlalu simpel juga,” ujar drg. Mirza Aryanto, Sp.KG Orthodontist di Dental Expo 2018, Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Sabtu 12 Mei 2018.

Ada berbagai macam indikasi yang mendorong seseorang melakukan veneer, di antaranya warna gigi serta bentuk gigi. Masalahnya, banyak salon kecantikan yang sebenarnya tidak berkompeten melakukan veneer gigi yang seharusnya dilakukan oleh dokter ahli.

“Banyak yang lakukan veneer, padahal bukan kompetensinya. Pada lihatnya dari Instagram doang tapi enggak bisa cek kompetensinya bagaimana,” tutur Dr. drg. Ratna Sari Dewi, Sp. Pros, Prosthodontist.

Menurut Mirza, setelah gigi di-veneer perlu menjalani perawatan rutin. Dia mengatakan, minimal perlu melakukan kontrol enam bulan setelah veneer pertama.

“Veneer kalau dibongkar lagi susah. Jadi masyarakat harus mempunyai gambaran sesudah di veneer bentuknya seperti apa. Harus ada bentuk perawatannya juga. Sesudah kontrol minimal enam bulan sekali,” katanya.

3M Dental Expo 2018

Sementara itu untuk meningkatkan kemampuan teknologi dokter gigi, 3M Dental Expo kembali diselenggarakan untuk kedua kalinya mulai 12-13 Mei 2018 di Hotel Mulia, Jakarta Selatan.

Gelar 9th RDM&E, FKG USU Hadirkan 10 Pembicara dari Berbagai Benua

Melalui divisi Oral Care, 3M bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDHI), Ikatan Prosthodontic Indonesia (Iprosi), Ikatan Konservasi Gigi Indonesia (Ikorgi) dan Ikatan Orthodontis Indonesia (Ikorti) menggelar acara simposium kedokteran gigi bertajuk Discover the Science, Improve the Skill, and Enjoy the Fun.

Simposium kedokteran gigi di Hotel Mulia Jakarta

Top Trending: KDL Istri Polisi Rajin ke Kelab Malam, Karakter Gibran Rakabuming

Sebanyak 700 dokter gigi dari seluruh Indonesia hadir dalam simposium yang berfokus pada penerapan teknologi untuk perawatan gigi yang lebih efektif dan efisien tersebut. Topik ini dibahas karena semakin banyak masyarakat yang tidak hanya menjaga kesehatan gigi tapi juga estetika.

“Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut memberikan pengaruh besar terhadap dunia kedokteran gigi. Bukan cuma mengeluh saat sakit tapi perbaikan estetika juga banyak diminta oleh pasien,” ujar drg. Ahmad Syaukani, Sp.Ort, Ketua PDGI cabang Jakarta Pusat.

Ngeri, Rekaman Suara Pelaku Penusuk Dokter Gigi di Bandung saat Ancam Korbannya

Diharapkan melalui simposium ini, para dokter yang kurang informasi di daerah-daerah dapat meningkatkan pelayanan mereka menggunakan teknologi terburu.

“Melalui simposium ini harapannya, pertama ini ditujukan untuk dokter gigi agar mereka memahami perkembangan ilmu dan teknologi sehingga enggak asal saja. Dengan begitu bisa meningkatkan skill dan pelayanan,” tutur Mirza.

Ilustrasi dokter gigi.

Lebih dari 50 Persen Orang Indonesia Alami Masalah Gigi dan Mulut, Terbanyak Karies pada Anak

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 57,6 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut, namun klinik gigi belum memadai.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024