Masyarakat Miskin Butuh Akses Air Bersih dan Sanitasi

Air Bersih di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Anis Efizudin

VIVA – Air bersih dan sanitasi bagi masyarakat miskin perlu mendapat perhatian serius. Kebutuhan akses air bersih dan sanitasi tersebut bisa terwujud apabila ada sinergi serta kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan para pihak yang berkepentingan.

Pramono Anung: Baru 44 Persen Wilayah Jakarta Dapat Akses Air Bersih

Hal itu terungkap dalam Lokakarya Nasional FIELD-IWINS di Hotel Manhattan, Grand Capinton Ballroom, Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Mei 2018.

Program Manager IWINS, Arief Lukman Halim, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, untuk mewujudkan air bersih dan sanitasi, para pihak yang berkepentingan tak bisa jalan sendiri-sendiri. Perlu kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan para pihak yang berkepentingan. 

Ridwan Kamil Akan Bayari Selisih Harga Jerigen Air Bersih Warga Jakarta yang Belum Terakses PAM

Paling penting, gerakan air bersih dan sanitasi harus menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunannya. "Masyarakat merupakan pelaku utama dalam penyediaan air bersih dan sanitasi. Masyarakat sendiri yang merumuskan permasalahan dan bagaimana mengatasinya," katanya.

Untuk mewujudkan kemandirian masyarakat, perlu pendampingan yang intensif. Satu di antara pendekatan yang sudah berhasil dilakukan melalui sekolah lapangan, sebagaimana yang dilakukan di Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. 

Pentingnya Minum Air Bersih dan Berkualitas, Ternyata Berkaitan dengan Stunting

"Kami melakukan edukasi kepada masyarakat. Edukasi ini melalui pendekatan sekolah lapangan, dakwah, dan teater rakyat," ujarnya.  

Inovasi pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan sekolah lapangan tersebut bisa terlaksana melalui penguatan Jejaring Masyarakat untuk Air Bersih dan Sanitasi (Jemaris). 

Koordinator Jemaris, Moch Rifai, menambahkan, pemerintah selalu mendukung upaya kelompok masyarakat dalam mewujudkan air bersih dan sanitasi. "Kami sangat mendukung Universal Access 100-0-100 serta SGD 2030," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Board Yayasan FIELD, Alifah Sri Lestari, mengungkapkan, gerakan air bersih dan masyarakat di Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok masyarakat dan pondok pesantren.

"Upaya ini bisa meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap air bersih dan sanitasi yang lebih baik melalui pendekatan sekolah lapangan. FIELD-IWINS siap membantu pengembangan sekolah lapangan di masa mendatang," kata dia. 

Agreement Officer USAID Indonesia, Albert Carrera, mengapresiasi metode sekolah lapangan dalam gerakan air bersih dan sanitasi. "Sekolah lapangan mendorong masyarakat punya ide-ide inovatif dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya