Indonesia Termasuk Negara Pengidap Thalasemia Tertinggi
VIVA – Thalasemia merupakan kondisi kelainan darah merah yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anaknya. Thalasemia dapat ditemui di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dengan perkiraan 20 juta penduduknya membawa kelainan gen ini.
Data dari Hematology-Oncology working group-IPS tahun 2016, tercatat ada 9.121 pasien talasemia mayor di Indonesia dengan angka tertinggi di wilayah Jawa Barat sebesar 33 ribu pasien. Menyusul angka tersebut, terdapat 22 ribu pasien thalasemia di DKI Jakarta.
"Negara-negara yang masuk dalam thalasemia belt yaitu Asia Tenggara termasuk Indonesia, Timur Tengah, Afrika, Yunani, dan Italia. Itu artinya Indonesia termasuk dalam angka pengidap diabetes tertinggi," ujar Spesialis Anak RSCM, Dr. dr. Pustika Amalia Sp.A(K), dalam temu media Hari Thalasemia Sedunia, di Gedung Kemenkes RI, Jakarta, Senin 7 Mei 2018.
Dikatakan dokter Lia, thalasemia dibagi menjadi 3 jenis yaitu minor atau pembawa sifat, mayor, dan intermedia. Pada yang mayor, umumnya dikenali sejak bayi dengan gejala yang mencakup pucat, lemah, dan sering sakit.
"Thalasemia mayor membutuhkan tranfusi darah seumur hidup. Karena kondisi thalasemia membuat sel darah merah selali rusak sehingga akan membutuhkan donor darah tambahan selamanya," ujar dokter Lia.
Pada mereka yang thalasemia intermedia biasanya baru terdiagnosis saat usia anak sudah lebih besar dan seringnya tidak membutuhkan transfusi darah rutin. Sementara, thalasemia minor atau pembawa sifat akan nampak normal dan dapat terdeteksi rendahnya kadar Hb saat pemeriksaan darah.
"Penyakit ini disebabkan oleh tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin yang membuat sel darah merah mudah pecah dan pasien menjadi anemia. Tapi, pada pasien pembawa sifat, tidak nampak anemia dan hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar Hb yang rendah," terangnya.