Survei: Masyarakat RI yang Peduli Kesehatan Hanya 20 Persen

Ilustrasi dokter.
Sumber :
  • www.pixabay.com/jennycepeda

VIVA – Kesadaran masyarakat Indonesia tentang hidup higienis sepintas terlihat cukup mapan. Apalagi arus informasi seputar bagaimana hidup bersih dan sehat telah bertebaran di media sosial. 

Defisit Anggaran BPJS, Mutu Pelayanan RS Bisa Menurun

Namun nyatanya masyarakat tidak cukup teredukasi. Hal ini ditunjukkan oleh data Kementerian Kesehatan. Tercatat bahwa hanya 20 persen dari total masyarakat Indonesia yang peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. 

Selain itu berdasarkan data Ditjen P2P tahun 2016 yang menyebutkan bahwa masih terdapat 6,8 juta kasus diare di masyarakat Indonesia dan mengancam kesehatan bahkan keselamatan nyawa. Angka tersebut sebenarnya masih bisa ditekan dengan pola hidup higienis. 

Cari Info Rumah Sakit di Malaysia Semudah Pesan Tiket Pesawat

Ketua Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) DKI Dr. Wani Devita Gunardi, SpMK, menyebutkan bahwa edukasi masyarakat soal kebersihan adalah hal yang penting.

"Bakteri berbahaya ada di sekitar kita, bahkan rumah yang kita anggap bersih bisa menjadi sumber penyakit. Karena itu dibutuhkan perhatian yang lebih besar untuk mengedukasi masyarakat terkait masalah higienitas," katanya dalam sambutannya di pembukaan IHF, Chubb, Jakarta Pusat, Senin 23 April 2018. 

Kades di Halmahera Selatan Larang Warganya Berobat

Karenanya berdasarkan hal tersebut Unilever memprakarsai dibentuknya wadah kolaborasi yang diberi nama Indonesia Hygiene Forum.

Forum Indonesia Hygiene

"Tingkat higiene di Indonesia rendah, hanya 20 persen populasi yang memikirkan higiene secara serius. Untuk itu kami memprakarsai terbentuknya Indonesia Hygiene Forum (IHF) untuk dapat menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi pihak yang terlibat di dalam kesehatan dan higienitas tersebut, melalui pendekatan edukasi dan ilmu pengetahuan," kata Hemant Bakshi, Presiden Direktur PT. Unilever Indonesia, Tbk. 

Selain edukasi, Indonesia juga membutuhkan standardisasi higienis yang dapat diterapkan secara umum dan menyeluruh serta bisa difungsikan sebgai indikator evaluasi pemerintah dan masyarakat Indonesia. 

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Purnawan Junaidi mengemukakan bahwa bukan hanya perorangan, untuk mewujudkannya dibutuhkan tim khusus.

"Untuk menyelesaikan masalah ini buth dibentuk tim khusus yang akan menentukan standar-standar higienis di Indonesia. Standar ini bisa dijadikan bahan evaluasi agar penyakit-penyakit yang terkait higienitas tidak mudah menjangkit masyarakat," kata 

Lebih lanjut Purnawan mengatakan, secara konsep higiene bukan hanya kebersihan tapi kondisi (akses), perilaku (pengetahuan), dan budaya tentang kebersihan itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya