Lebih Detail Deteksi Kanker Serviks, Pakai Tes HPV DNA
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Kanker serviks menjadi momok menakutkan terutama bagi wanita yang telah menikah dan aktif hubungan seksual. Kanker yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) ini bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara dini.
Maka tidak sedikit dari wanita melakukan berbagai pencegahan salah satunya dengan rutin melakukan pemeriksaan pap smear. Pap smear merupakan tindakan untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Saat melakukan pap smear, sampel sel diambil dari leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop.
Kini untuk mendeteksi kanker serviks tidak hanya dilakukan dengan melakukan pap smear saja, tapi juga bisa dilakukan tes HPV DNA. Vaksionologi dari in Harmony Clinic, dr. Kristoforus Hendra Djaja, SpPD menyebut, HPV DNA adalah tes untuk mendeteksi adanya DNA virus HPV di dalam tubuh seseorang.
"Kalau pap smear ‘kan melihat apakah ada tanda kanker lewat kondisi mulut rahim, apakah sudah ada kerusakan. Sedangkan HPV DNA melihat apa ada DNA dari virus HPV di dalam tubuh kita," ungkapnya saat ditemui dalam acara Ayo Vaksin HPV di kawasan Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Kamis, 19 April 2018.
Dia melanjutkan, metode pengambilan sampel jaringan serviks-nya pun sama dengan pap smear, hanya saja jika hasil sapuan jaringan serviks data pap smear dilihat di bawah mikroskop untuk melihat perubahan jaringan serviks, pada HPV DNA pemeriksaan dilanjutkan dengan mencari DNA HPV. Setelah itu dicari tipe virusnya.
“Jika positif ditemukan HPV penyebab kanker misalnya tipe 11, 18 atau 52, maka dicari apakah sudah ada tanda perubahan jaringan yang mengarah ke kanker. Rekomendasinya tindakan operasi meskipun belum bergejala, tetapi jika tidak ditemukan HPV DNA maka dianjurkan vaksin HPV,” jelas dia.
Berbeda dengan pap smear, yang dilakukan setiap setahun sekali. Tes HPV DNA cukup dilakukan 4 hingga 5 tahun sekali jika hasilnya negatif. Dia menyebut tes HPV DNA bisa dilakukan di banyak penyedia jasa kesehatan di Indonesia, namun untuk harga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin HPV yang berkisar dari Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta.