Yuk, Tambah Ilmu dan Cek Kesehatan Gratis di Hari Kartini
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Perempuan menjadi pintu utama dalam menjaga kesehatan dalam keluarga. Namun, kesibukan mengurus rumah tangga seringkali membuat perempuan abai dengan masalah kesehatan yang dialaminya.
Apalagi ditambah dengan gaya hidup saat ini yang membuat risiko penyakit menjadi lebih besar. Waspada saja tidak cukup untuk menghindari berbagai penyakit, tapi juga harus selalu terbuka dengan berbagai informasi kesehatan.
Karena itu, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) bekerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), melalui Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI), menyelenggarakan Women's Health Expo and Bazaar. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada 21-22 April di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, sekaligus menyambut peringatan Hari Kartini.
Ketua Women's Health Expo 2018, Prof. Dr. dr. Angela BM. Tulaar, SpKFR(K), memaparkan, penyelenggaraan expo yang kesembilan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, tidak hanya perempuan, tapi juga seluruh keluarga.
"Acara ini berisi talkshow, pameran, lomba, dan pemeriksaan kesehatan secara gratis," ujar Angela saat konferensi pers Women's Health Expo di Ruang Dewan Guru Besar FKUI, Jakarta, Senin 16 April 2018.
Selain itu, Ketua YAPMEDI Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA(K) menambahkan, melalui acara ini, masyarakat bisa langsung mendapatkan penjelasan dari pakar yang selama ini mungkin sulit dijangkau.
"Ada staf-staf pengajar FKUI yang akan terjun langsung menjelaskan," tutur Jose.
Sementara itu, Dekan FKUI Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan bahwa kegiatan ini bisa dijadikan masyarakat sebagai wadah untuk menangkal informasi hoaks kesehatan yang banyak beredar melalui media sosial. Dari sebuah survei yang pernah dibaca olehnya, dari 2.000 informasi yang beredar ternyata sekitar 40 persen adalah hoaks.
"Dari pengamatan pribadi saya, informasi kesehatan yang didapat masyarakat itu 90 persen isinya bohong. Lewat talkshow ini bisa digunakan untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat, itu yang kami imbau dari peserta," lanjut Ari.