Metode Tarik Keluar Efektif untuk Cegah Kehamilan?
- bbc
VIVA – Beberapa pasangan merasa tak nyaman menggunakan alat kontrasepsi, baik yang berupa pil, suntik, maupun kondom. Akhirnya, mereka memilih praktik pencegahan pembuahan dengan metode tarik keluar.
Pertanyaannya kemudian, seberapa efektif metode ini mampu mencegah kehamilan? Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini beberapa hal penting yang wajib diketahui tentang metode tarik keluar, seperti diwartakan di laman Gurl.
Pasangan perlu segera menarik keluar dan menjauh
Satu kunci penting melakukan metode tarik keluar dengan sempurna, yaitu pasangan mencabut penis dari vagina begitu menjelang orgasme, dan segera mengambil posisi menjauh. Jika penis masih di dekat vagina, masih ada peluang organ kewanitaan itu terkena semen sperma.
Menurut Women's Health, sedikit tetesan pertama semen mengandung jumlah sperma terbanyak. Hanya perlu satu 'perenang' tangguh untuk membuat kehamilan terjadi.Â
Tidak mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS)
Jika memutuskan metode tarik keluar tanpa alat pengaman seperti kondom, hal ini tetap tidak menghindarkan risiko tertular PMS.
Bukan sperma yang menyebarkan virus PMS. Ada virus PMS yang bisa menular hanya dengan sentuhan kulit dengan kulit, termasuk herpes. Jadi sebenarnya akan lebih aman jika berhubungan seksual dengan menggunakan kondom.Â
Jika terlanjur penetrasi, ada jeda lima hari minum obatÂ
Jika mencoba menggunakan metode tarik keluar, dan berakhir dengan semen yang tercecer di sekitar vagina, wanita memiliki waktu hingga lima hari untuk mengonsumsi pil kontrasepsi.
Tetap berpotensi hamil
Satu alasan kenapa metode ini bisa gagal adalah bahwa tidak mempertimbangkan tentang pre-ejakulasi. Ini adalah kondisi di mana penis menyemprotkan semen hingga ejakulasi sepenuhnya.
Jika penis masih di dalam vagina atau di sekitar vulva, wanita sangat mungkin bisa hamil. Sel sperma bisa hidup di luar tubuh hingga lima hari, inilah kenapa bahkan meski hanya sedikit tetesan semen bisa menyebabkan kehamilan.