Sering Warnai Rambut, Awas Kanker Mengintai
- Pixabay/Matlachu
VIVA – Untuk menutupi uban, kita seringkali menggunakan bantuan pewarna rambut. Tidak hanya itu, mewarnai rambut, kini bahkan sudah menjadi tren yang kian populer.
Mulai dari warna terang seperti oranye, ungu, hijau, biru, hingga pirang, dan berbagai warna lain sudah bisa diaplikasikan di rambut. Tren ini memang tidak selamanya buruk, tetapi bahaya dari melakukan pewarnaan ini justru lebih besar dibandingkan manfaatnya.
Dilansir laman Times of India, berdasarkan American Cancer Society, sudah ada banyak studi yang mengungkap kaitan antara pewarna rambut dan kanker. Hal ini, karena pewarna rambut mengandung zat kimia yang bisa meresap ke dalam kulit melalui rambut.
Selain itu, pewarna rambut umumnya mengandung paraphenylenediamine, yang merupakan alergen penyebab umum dari alergi kulit. Alergi kulit ini bisa muncul dalam bentuk pigmentasi, ruam, dan gatal yang parah.
Bahaya lain yang bisa muncul dari pewarna rambut adalah masalah pernapasan, bahkan pada mereka yang tidak menderita asma. Ini disebabkan oleh kandungan persulfate yang ada dalam pewarna rambut. Tak hanya itu, zat kimia lain yang ada dalam pewarna rambut juga bisa menyebabkan masalah pernapasan jika terhirup terus menerus.
Ada alasan kenapa setiap kemasan pewarna rambut memberikan peringatan 'jauhkan dari kontak dengan mata'. Jika pewarna rambut tidak sengaja mengenai mata, bisa terjadi peradangan, mata merah, berair, bahkan konjungtivitis.
Meskipun beberapa studi masih mencari kebenaran hal ini, tetapi banyak yang telah melaporkan terjadinya perubahan warna kulit karena pewarna rambut. Kulit Anda terbuat dari protein yang dikeratinisasi, jika protein ini bersinggungan dengan pewarna rambut, dapat terjadi perubahan warna kulit karena zat kimia yang ada dalam pewarna.
Itulah kenapa para pakar rambut sangat keras memperingatkan untuk menggunakan sarung tangan, karena kulit dari tangan kita terbuat dari protein yang sama.