Pemerintah Ajak Seluruh Pihak Terlibat Atasi Stunting
- Pixabay/StockSnap
VIVA – Masalah stunting, masih menjadi tantangan serius bagi pemerintah Indonesia. Meski angka stunting di Indonesia menurun 10 persen selama kurang lebih 5 tahun terakhir, namun hal itu masih belum signifikan bagi kondisi di Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro menyebut, masalah stunting bukan hanya masalah kesehatan. Ia mengatakan, apabila terus dibiarkan stunting dapat merugikan ekonomi Indonesia.
”Stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Jika PDB negara kita Rp13 ribu triliun pada 2017, maka diperkirakan potensi kerugian akibat stunting dapat mencapai Rp300 triliun per tahun,” ujar Bambang, dalam keterangan resminya pada acara Stunting Summit, di Jakarta, Selasa 28 Maret 2018.
Menurut dia, penanganan masalah stunting di Indonesia harus dilakukan dengan pendekatan multi-sektor, yaitu melibatkan 17 Kementerian Lembaga (K/L) teknis dan Kementerian Koordinator.
Selain itu ia juga mengajak para pemangku kepentingan pembangunan, antara Iain pemerintah daerah, dunia usaha, kelompok masyarakat adat, organisasi profesi dan akademisi, mitra pembangunan, serta media massa, untuk fokus menurunkan angka stunting ini
"Melalui Stunting Summit ini, pemerintah berharap dapat menggalang komitmen kepala daerah, serta meningkatkan keterIibatan para pemangku kepentingan dengan bersama-sama mencegah dan menurunkan prevalensi stunting di Indonesia," ungkap dia.
Sebagai informasi, Stunting Summit merupakan pertemuan nasional yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di Indonesia dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Stunting Summit menjadi momentum bagi pemerintah lndonesia untuk mencanangkan intervensi penurunan stunting terintegrasi di kabupaten/kota prioritas, dan memperluas Iokasi intervensi secara bertahap. (mus)