Heboh Aqua Tercemar Plastik, ITB: Penelitiannya Kontroversi
- VIVA/Zahrotustianah
VIVA – Baru-baru ini publik luas dihebohkan dengan temuan mikroplastik yang disebut-sebut terkandung dalam air minum dalam kemasan yang banyak dijual bebas. Hal ini jelas meresahkan masyarakat.
Kabar tersenut ramai setelah penelitian yang berbasis di State University of New York di Fredonia bersama Jurnalisme Orb Media, menemukan bahwa rata-rata air mineral tersebut mengandung 325 partikel plastik (mikroplastik) dalam setiap liter airnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Laboratorium Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung, Ir.Akhmad Zainal Abidin, M.Sc, Ph.D mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu terburu-buru khawatir. Menurutnya hal itu hanya sebatas kontroversi yang masih belum bisa diuji kebenarannya secara saintifik. Menurutnya penelitian tersebut termasuk baru dan belum ada jurnal ilmiah yang memuatnya, sehingga perlu didalami.
"Keberadaan ini (mikroplastik) tuh memang masih kontoversi. Itu masih kontroversi, apakah barang itu ada atau tidak masih kontroversi karena masih belum ada konfirmasi secara saintifik sehingga bisa diuji sama yang lain dan hasilnya sama," ungkap Zainal saat dihubungi VIVA, Jumat 16 Maret 2018.
Zainal juga mengatakan, bahwa dirinya juga sempat melakukan penelitian terkait dengan kandungan mikroplastik sekitar dua tahun lalu. Dari hasil penelitiannya, di air tidak ditemukan mikroplastik. Apalagi terkait serat plastik, bagi Zainal hal itu adalah tanda tanya besar, karena plastik sendiri bukan serat.
Terkait dengan kandungan mikroplastik yang terbawa melalui botol air minum kemasan, Zainal sendiri menyebut bahwa hal itu tidak benar.
"Karena plastik itu tidak larut pada barang seperti air, dan tiba-tiba ada orang yang ngomong seperti itu saya sebagai ahli plastik heran saja," kata dia. "Itu belum punya dasar ilmiah, penelitian itu juga belum dikonfirmasi sama yang lain (secara global)."
Sebagai informasi, dalam pemberitaan sebelumnya juga disebutkan bahwa Orb Media juga meneliti banyak merek besar seperti Aqua (Danone), Aquafina (PepsiCo), Bisleri (Bisleri Internasional), Dasani (Coca-Cola), Epura (PepsiCo), Evian (Danone), Gerolsteiner (Gerolsteiner Brunnen), Minalba (Grupo Edson Queiroz), Nestlé Pure Life (Nestlé), San Pellegrino (Nestlé) dan Wahaha (Hangzhou Wahaha Group).