Tak Hanya Aqua dan Nestle, Garam Juga Tercemar Plastik
- Istimewa
VIVA – Tak hanya air minum 11 merek, termasuk Aqua dan Nestle Pure Life, garam laut dikabarkan juga telah terkontaminasi oleh polusi plastik. Seperti dikutip dari laman The Guardian, para ahli lingkungan dan ilmuwan sangat khawatir pada penyebaran plastik yang semakin merajalela, dan telah menduduki rantai makanan manusia melalui garam yang dikonsumsi.
Pengumuman adanya plastik pada garam itu sebenarnya telah disiarkan pada September 2017 lalu. Berdasarkan penelitian yang melihat bahwa partikel super kecil plastik terdapat pada garam laut di Inggris, Perancis, Spanyol, China, dan Amerika Serikat.
Peneliti meyakini, bahwa sebagian besar kontaminasi berasal dari serat mikro dan plastik sekali pakai seperti botol air, yang merupakan salah satu benda penyumbang sampah plastik terbesar.
Sebanyak 12.7 juta ton plastik dikabarkan memasuki wilayah laut setiap tahunnya. Angka tersebut menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) setara dengan membuang satu truk sampah plastik ke laut per menit.
"Plastik ada di mana-mana, di udara, air, makanan laut yang kita makan, bir yang kita minum, garam yang kita gunakan, plastik ada di mana-mana," kata Sherri Mason, profesor di Universitas New York yang memimpin penelitian terbaru tentang kontaminasi plastik dalam garam.
Dalam risetnya, Mason mengambil sampel 12 jenis garam, termasuk 10 garam laut, yang dibeli dari toko kelontong dan ritel di seluruh Amerika Serikat.
Mason menemukan orang Amerika bisa menelan lebih dari 660 partikel plastik setiap tahunnya, jika mereka mengikuti saran dinas kesehatan untuk makan 2,3 gram garam per hari. Namun, kebanyakan mereka bisa mengonsumsi lebih banyak.
Meski demikian, Mason belum melaporkan adanya dampak kesehatan dari kontaminasi plastik pada tubuh. Para ilmuwan sedang berupaya untuk meneliti dampak plastik pada tubuh manusia. Mereka kesulitan menemukan kelompok manusia yang belum terpapar plastik.
"Semua orang terpapar pada tingkat tertentu pada waktu tertentu, dari masa gestasi sampai kematian," kata periset dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dan Arizona State University menulis pada tahun 2013. "Tingkat terdeteksi bisphenol A (zat yang tersembunyi dalam botol plastik) telah ditemukan di urin 95 persen populasi orang dewasa di Amerika Serikat. "
"Tidak ada efek yang jelas pada kesehatan manusia karena tidak ada penelitian mengenai hal itu," kata Juan Conesa, seorang profesor yang melakukan penelitian tentang garam laut di Universitas Alicante di Spanyol.
"Tapi kenaikan plastik pada umumnya di lingkungan juga akan meningkatkan exposure," kata Conesa.
Beberapa peneliti, seperti Mason, kini percaya garam laut bisa lebih rentan terhadap kontaminasi plastik karena cara pembuatannya, melalui proses dehidrasi air laut. (mus)