Konsumsi Gelatin Mampu Tingkatkan Daya Ingat, Benarkah?
- Pixabay/pexels
VIVA – Bagi penyuka makanan manis, atau chese cake mungkin nama gelatin sudah tak asing lagi. Berbagai video masak yang beredar di media sosial sering menggunakan gelatin sebagai bahan baku pembuatan kue.
Gelatin memang sering digunakan sebagai bahan baku pembuat kue, teksturnya yang kenyal seperti jelly membuat produk yang satu ini tepat digunakan. Gelatin terbuat dari protein glisin dan prolin yang merupakan jenis asam amino yang penting untuk produksi kolagen dalam tubuh.
Gelatin bersifat tidak mempunyai rasa dan tidak berwarna, dapat larut dalam air hangat dengan mudah. Selain bahan baku kue, tahukah Anda bahwa gelatin memiliki manfaat bagi kesehatan? Dilansir laman Boldsky, berikut manfaat gelatin bagi kesehatan.
Kaya protein
Gelatin terdiri 98-99 persen protein. Meskipun protein ini bukan protein yang lengkap (tak banyak memiliki kandungan nutrisi dan asam amino esensial), namun gelatin mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral seperti fosfor, asam folat, kalsium, dan sodium.
Mingkatkan kesehatan tulang
Meningkatkan produksi kolagen dalam tubuh karena konsumsi gelatin tidak hanya untuk sel kulit, namun juga untuk kesehatan tulang. Mengonsumsi gelatin mampu mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan pada sendi, hingga memperkuat tulang.
Meningkatkan fungsi otak
Gelatin memiliki kadar glisin yang tinggi, yang telah dikaitkan dengan fungsi otak. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa mengonsumsi gelatin akan membantu meningkatkan daya ingat dan fokus.
Mingkatkan fungsi pecernaan
Gelatin dapat memperbaiki dan meningkatkan fungsi pencernaan terutama yang berkaitan dengan sekresi (cara kerja) lambung. Selain itu, gelatin mampu memperbaiki lapisan mukosa di perut dan mampu membantu penyerapan air untuk menjaga cairan dalam saluran penyerapan.
Mingkatkan mood
Asam amino yang terkandung dalam gelatin, bertindak sebagai obat penenang yang membantu meningkatkan suasana hati serta dan menimbulkan efek relaksasi pada pikiran, sehingga menurunkan stres dan depresi.
Reportase: Sella Maulidya