Konsumsi Susu di Indonesia Masih Rendah di ASEAN
- http://cdn.sheknows.com
VIVA – Jumlah konsumsi susu masyarakat Indonesia disebut masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2016, konsumsi susu di Indonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lainnya yaitu hanya berkisar 11,8 liter per kapita per tahun termasuk produk olahan yang mengandung susu.
Negara tetangga seperti Malaysia konsumsi susunya mencapai 36,2 liter/kapita/tahun, Myanmar mencapai 26,7 liter/kapita/tahun, Thailand mencapai 22,2 liter/kapita/tahun, dan Filipina mencapai 17,8 liter/kapita/tahun. Kalaupun terjadi kenaikan angka tersebut tidak akan banyak melonjak.
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya manfaat yang bisa diperoleh hanya dari segelas susu rupanya menjadi perhatian tersendiri bagi salah satu perusahaan susu besar di Indonesia, Frisian Flag. Perusahaan yang terus berupaya meningkatkan kualitas susu sapi lokal ini heran dengan jumlah konsumsi susu masyarakat yang masih di angka sama selama bertahun-tahun.
"Bayangin kita bicara 10 sampai 15 tahun lalu, namanya promosi susu itu selalu ada, tapi kenapa? Itu adalah misteri yang harus dipecahkan semua pemangku kepentingan," kata Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia usai penutupan program Farmer2Farmer 2018, di Pasuruan, Jawa Timur, Rabu 28 Februari 2018.
"Kalau di Indonesia apakah masalah di budaya atau edukasi di sekolah-sekolah kurang. Makanya kami punya Gerakan Nusantara minum susu kerja sama dengan Kementerian Pendidikan karena edukasi salah satu pilar penting. Kami ingin benar-benar ingin crack the box, kenapa kok kita bisa sampai kalah. Harapan kami adalah pemerintah bisa memberikan pencerahan atau bantuan," tuturnya.
Perkembangan rata-rata konsumsi susu murni tahun 1993 hingga 2016 meningkat 1,86 liter/kapita/tahun, di mana penurunan tertinggi sebesar 50,24 persen terjadi pada 2009. Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu cair olahan, perlu ditingkatkan agar terus memaksimalkan serapan produksi susu sapi lokal. Salah satunya dengan mendorong industri untuk meningkatkan produksi produk susu olahan segar dibanding olahan bubuk.