Area Kewanitaan Basah Tanda Masa Subur, Mitos atau Fakta
- Pixabay/pexels
VIVA – Bagi pasangan yang berencana ingin segera memiliki anak, menghitung masa subur wanita menjadi salah satu kunci keberhasilan pembuahan. Secara sederhana, mengetahui masa subur wanita bisa dilakukan dengan beragam aplikasi menstruasi yang kini sudah banyak muncul.
Mengetahui masa subur lewat aplikasi biasanya bisa dilakukan dengan menghitung siklus menstruasi. Namun, metode ini bisa kurang akurat karena jarang sekali wanita yang siklus menstruasinya tepat 28 hari. Umumnya, wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih cepat atau lambat sekitar 25-35 hari.
Meski begitu, bukan berarti Anda tidak bisa mengenali masa subur wanita. Karena, dr. Benny Johan Marpaung, SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan, mengatakan, masa subur wanita bisa dikenali lewat ciri-ciri fisik.
"Tanda dari tubuh adalah suhu yang lebih tinggi atau hangat, jika diukur suhu di bawah lidahnya terlihat naik 0,5-1 derajat celcius dibanding masa tidak subur," ujar Benny kepada VIVA.
Selain itu, Benny melanjutkan, cara yang lebih akurat lagi bisa dengan melakukan tes ovulasi. Caranya adalah mengambil liur atau cairan vagina, jika ada cairan bening seperti lem, kemudian ketika ditarik memanjang itu adalah tanda masa subur.
Tapi, tes masa subur yang paling akurat tetap harus dilakukan secara medis. Di mana di dalam ovarium harus dilihat ada kehadiran folikel sel telur. Sel telur ini kemudian harus diukur, terutama bagi wanita yang akan menjalani program inseminasi.
Ketebalan dinding rahim dan sel telur juga harus diukur untuk menentukan keberhasilan kehamilan.
"Tetapi, cara sederhananya bisa dengan mengukur suhu tubuh, mood, dan cairan vagina yang basah," imbuh Benny.