Sindrom Mikropenis, Suntik Hormon pada Bayi Laki-laki
- Pixabay
VIVA – Ketika si buah hati lahir dengan alat kelamin kecil, timbul kekhawatiran apakah akan tetap seperti itu hingga ia dewasa kelak?
Ukuran alat kelamin pria memang bisa berujung panjang. Bukan hanya dampak kesehatan yang ditimbulkan, namun pada orang dewasa, ukuran kelamin pria bisa menjadi tolak ukur keharmonisan sebuah hubungan pernikahan.
Bayi dengan penis kecil bisa berarti dua hal, pertama karena masalah tumpukan lemak pada sekitar organ intimnya, atau bisa saja si buah hati mengidap sindrom mikropenis.
Jika organ inti bayi hanya tertutup lemak, hal itu bisa diatasi seiring pertumbuhan bayi. Namun berbeda dengan sindrom mikropenis. Kondisi ini merupakan bagian dari sindrom atau kondisi lain yang lebih kompleks. Perawatan yang diberikan pun berbeda-beda dengan disesuaikan pada kebutuhan si kecil.
Dikutip dari laman IDAI, Penyebab kasus mikropenis ini, pada bayi laki-laki biasanya disebabkan oleh beragam hal. Salah satu pemicu yang paling memungkinkan terjadi yaitu karena adanya gangguan secara hormonal.
Adapun pada masa anak pengobatan mikropenis sederhana dapat dilakukan dengan memberikan hormon testosteron. Pemberian hormon ini menyebabkan pertumbuhan penis sehingga dapat mencapai pertumbuhan normal pada masa remaja.
Namun, pemberian hormon testosteron secara berlebihan dapat menyebabkan penutupan tulang atau terpicunya pubertas. Sehingga pemberian testosteron ini dilakukan dalam jangka waktu singkat, yaitu sebanyak 4 kali berupa testosteron siprionat atau enantat secara suntik intramuskuler setiap 3-4 minggu.
Pemberian regimen terapi hormonal ini tidak perlu diulang, walaupun respons ukuran penis dianggap tidak memadai. Bila hal ini terjadi diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebab mikropenis yang lebih kompleks.
Perlu diketahui, tidak semua penis yang berukuran kecil terindikasi terapi hormonal. Untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis endokrinologi anak, terutama pada kasus mikropenis yang kompleks.
Maka, pada penis kecil (small penis), yaitu penis yang berukuran >-2,5 standar deviasi tapi masih di bawah ukuran normal, tidak terindikasi terapi hormonal dan hanya memerlukan observasi. Demikian pula pada kasus penis tenggelam yang berukuran > -2,5 standar deviasi.
"Sebagai kesimpulan mikropenis merupakan diagnosis medis yang tergantung metode pengukuran. Penilaian endokrinologis dapat membantu menentukan penyebab mikropenis. Diagnosis awal penting untuk pilihan terapi," dikutip dari laman IDAI, Senin 26 Februari 2018.