Penting, Deteksi Dini Kanker Secara Berkesinambungan

Ilustrasi Pemeriksaan Kanker Serviks
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Hingga saat ini kanker masih menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Ini karena seringkali deteksi pada penderitanya terlambat dan telah memasuki stadium lanjut. 

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Padahal, jika dideteksi secara dini, kemungkinan penyembuhan akan semakin besar. Spesialis kanker RS Siloam Semanggi, Dr. Jeffrey B Tenggara, SpPD, KHOM., mengatakan diperlukan deteksi dini yang berkesinambungan untuk memperbesar peluang keberhasilan sembuh. 

"Meskipun kanker dapat diobati namun dalam prosesnya membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Satu hal yang harus selalu kami ingatkan adalah lakukan deteksi dini dalam periode yang berkesinambungan," kata Jeffrey dalam keterangan pers yang diterima VIVA.

Menkes Budi Gunadi: Penyakit Kanker Bisa Diobati dengan Melakukan Skrining Lebih Awal

Suntik vaksinasi.

Vaksin merupakan salah satu cara untuk meminimalisir risiko kanker.

Teranostik Digital, Terobosan dalam Penanganan Kanker di Indonesia

Misalnya pencegahan suntik vaksin untuk cegah kanker serviks dan hepatitis. Jeffrey juga mengungkap apabila ditemukan kanker dalam fase stadium lanjut, maka tim ahli dapat melakukan penanganan pengobatan secara maksimal.

"Deteksi dini kanker sangat bermanfaat. Apabila ditemukan bakal calon kanker pada tubuh, persiapan pengobatan akan semakin mudah. Beda penanganan apabila pasien datang setelah menderita kanker secara akut," katanya. 

Sementara itu dr. Niken Wastu Palupi, Kasubdit Penyakit Kanker dan Kelainan Dalam Kementerian Kesehatan, mengungkapkan bahwa pemerintah telah meluncurkan kampanye CERDIK sejak tahun 2012. CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

"Jika CERDIK dijalankan dengan baik, maka dapat mengurangi risiko terkena kanker," Niken menjelaskan.

Pengobatan kanker menggunakan alat radioterapi Thomotherapy.

Kemenkes Catat BPJS Keluarkan Dana Rp5,9 Triliun untuk Pengobatan Kanker

Salah satu tantangan utamanya adalah keterlambatan diagnosis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan pemanfaatan kedokteran nuklir.

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2024