Bayi Berpenis Kecil Haruskah Khawatir Sindrom Mikropenis?
- Pixabay.com/cynthia_groth
VIVA – Tak sedikit orangtua yang memiliki kekhawatiran saat buah hatinya nampak tidak normal, khususnya pada area organ intim. Pada beberapa kasus, organ intim bayi laki-laki nampak terlalu kecil dibandingkan ukuran normalnya. Banyak para ibu yang khawatir bayinya mengalami mikropenis.
Dikutip dari laman resmi IDAI, organ intim bayi laki-laki yang tenggelam ternyata memang dapat menyerupai mikropenis. Namun tak perlu langsung panik, karena kondisi bayi berpenis kecil juga bisa disebabkan lemak suprapubik (daerah depan penis) yang cukup tebal, sehingga sebagian atau seluruh batang penis tenggelam dan tidak terlihat.
Mikropenis dapat merupakan bagian dari suatu sindrom atau kondisi yang lebih kompleks, seperti Sindrom Kallman, Sindrom Klinefelter, atau disorders of sex development (gangguan perkembangan jenis kelamin). Pada kondisi ini biasanya akan ditemukan manifestasi klinis lain yang menyertai, seperti kelamin ganda, testis tidak turun, hipospadia, pembesaran payudara, atau gangguan penciuman.
"Penyebab lainnya yang lebih jarang, seperti penurunan produksi hormon androgen (testosteron) pranatal. Penyebab yang cukup jarang bisa karena testis (buah pelir) yang tidak berkembang dengan baik, gangguan produksi hormon testosteron atau gangguan pada reseptor testosteron," tulis laman resmi IDAI, dikutip pada Jumat 23 Februari 2018.
Hormon testosteron merupakan hormon yang dikeluarkan buah pelir, yang berfungsi untuk penyempurnaan atau maskulinisasi bentuk kelamin termasuk penis. Sedangkan kelenjar pituitari mengeluarkan hormon yang berfungsi mengatur pengeluaran hormon androgen di testis.
Namun sebagian besar mikropenis sederhana (tanpa kelainan bentuk kelamin lain) tidak diketahui penyebabnya atau disebut juga mikropenis idiopatik. Sehingga, orangtua sebenarnya tidak perlu terlalu risau dengan keadaan kelamin anaknya tersebut, karena sebagian besar kasus penis kecil dapat ditangani dengan mudah.