50 Persen Kasus Kanker Anak Berakhir Kematian
- VIVA/Dani Randi
VIVA – Kasus kanker pada anak terjadi hampir di seluruh dunia. Ironisnya jumlah kematian akibat kanker pada anak berkisar antara 50 sampai 60 persen.
Sel kanker yang menyebar di tubuh anak, biasanya mulai diketahui saat sudah di stadium akhir yakni 3 dan 4. Kondisi ini disebabkan sukarnya mengenali gejala awal kanker pada tubuh anak.
"Ini terjadi karena gejalanya yang sukar ditemukan. Sebab, anak-anak belum mampu menyampaikan apa yang ia rasakan pada orangtua. Saat sudah menyebar, anak baru mulai mengeluh," ujar Dokter Hematologi Onkologi Anak RS Dharmais, dr. Haridini Intan, SpAK, dalam Temu Media Hari Kanker Anak Sedunia Tahun 2018 dengan tema “We Can, I Can”, di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis 15 Februari 2018.
Dengan kasus penemuan kanker pada anak yang mencapai tahap atau stadium akhir, membuat angka bertahannya sangat rendah. Haridini mengakui, deteksi dini kanker pada anak memang cukup sulit.
"Memang sulit diketahui, beda dengan orang dewasa. Tapi, anak ada jadwal imunisasi. Dari sini anak bisa dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh jika ada sesuatu yang aneh," ujarnya menambahkan.
Terlebih, waktu imunisasi adalah waktu yang seharusnya dimanfaatkan orangtua untuk bisa mendapatkan informasi mengenai kesehatan tubuh buah hatinya. Sehingga, dokter Haridini menyarankan agar orangtua tidak lantas membiarkan keluhan kecil pada anak.
"Paling utama adalah mengenali sejak dini. Seperti leukimia, keluhannya demam dan pucat, namun itu sama seperti penyakit lainnya. Makanya penting untuk orangtua untuk mau mendeteksi kesehatan tubuh anaknya saat momen imunisasi itu." (mus)