Penjelasan Ilmiah Hamil dan Menyusui Cegah Kanker Payudara
- REUTERS/Christinne Muschi
VIVA – Sampai saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah risiko kanker yang mengintai tubuh. Terlebih, kanker payudara pada kaum wanita yang kerap menjadi momok karena belum diketahui cara tepat menghindarinya.
Faktor keturunan pada kanker payudara, disebut-sebut berperan sangat kuat. Padahal, hanya 2,5 persen dari genetik yang menurunkan risiko kanker payudara. Selebihnya, kanker payudara didominasi oleh peran hormon estrogen yang terus diproduksi tubuh.
"Pemicu nomor satu itu diduga hormon estrogen. Hormon itu membuat payudara terus aktif berkembang. Ini ditengarai saat masa menstruasi, payudara menjadi sangat aktif karena hormon estrogen. Sehingga salurannya melebar dan tiap kelenjar berkembang berisi cairan," ujar Spesialis Bedah Onkologi RS Mitra Kelapa Gading, dr. Walta Gautama, Sp.B (K) Onk., kepada VIVA ketika ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Walta memaparkan, pada satu titik, organ payudara akan mengalami perubahan karena proses aktif yang membuatnya berkembang dan mengempis. Di sini lah terjadi momen perubahan sifat pada sel menjadi lebih ganas.
Maka, di saat wanita mengalami kehamilan yang berlangsung selama sembilan bulan lamanya, payudara mengalami masa tidak aktif. Di saat ini payudara bisa dengan tenang beristirahat tanpa adanya proses berkembang terus menerus.
"Kesempatan hamil ini membuat payudara beristirahat. Sama halnya saat menyusui, payudara dibiarkan berhenti aktif sementara," ungkapnya.
Dengan begitu, kehamilan dan menyusui bisa menjadi momen berharga pada kaum wanita sekaligus memberi manfaat kesehatan yang cukup besar. Bagi wanita yang memutuskan tidak menikah, sehingga tidak menjalani masa hamil dan menyusui, risiko kanker payudara tentu semakin meningkat.
"Mereka yang tidak pernah hamil, berisiko tinggi membuat kanker payudara karena membiarkan payudaranya tidak berhenti aktif. Karena siklus menstruasi akan berjalan terus tiap bulan tanpa bisa dicegah. Ditambah lagi, tidak pernah menyusui, risiko kanker payudara makin besar."