Hati-hati, Minum Teh Panas Picu Risiko Kanker Tenggorokan
- Pexels
VIVA – Menyeruput teh panas di kala hujan menimbulkan sensasi tersendiri kala menghangatkan tubuh. Namun, siapa sangka secangkir teh panas yang kita gemari itu ternyata berpotensi memicu kanker.
Sebuah studi menemukan, bahwa minum teh panas bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan. Studi yang dilakukan sejumlah ilmuwan di China tersebut juga menyebutkan, bahwa teh yang masih bersuhu 65 derajat celcius berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker tenggorokan.
Jika Anda juga seorang peminum atau perokok berat, risiko itu akan meningkat hingga lima kali lipat.
Para ilmuwan China itu mengatakan, bahwa kaitan tersebut masuk akal secara biologis, karena cidera panas yang disebabkan oleh teh panas pada lapisan tenggorokan menghalangi kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang dari racun berbahaya yang ada dalam alkohol dan rokok.
Meski terdengar mengerikan, namun Anda tak perlu khawatir dan tak perlu menyetop kebiasaan mengonsumsi minuman ini karena kebanyakan orang meminum teh atau kopi dengan suhu di bawah 65 derajat celcius, sehingga minim potensi kanker.
Mereka melanjutkan, kanker yang memengaruhi tenggorokan ini, paling banyak terjadi pada usia 60-an dan 70-an, dengan pria yang paling berisiko dibandingkan wanita.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine ini menyebutkan, di stadium awal, kanker ini biasanya tidak menimbulkan gejala saat tumornya masih kecil, tapi ketika membesar, gejala mulai muncul.
Gejalanya bisa meliputi kesulitan menelan, heartburn atau gangguan pencernaan yang lama, muntah tak lama setelah makan, kehilangan nafsu makan dan turun berat badan, atau nyeri di perut atas, dada, atau punggung.
Faktor risiko lain yang juga perlu diwaspadai adalah heartburn yang tak kunjung hilang, merokok, minum alkohol berlebihan dalam jangka lama, berat badan berlebih atau obesitas, dan pola makan tidak sehat yang rendah sayur serta buah.
"Teh merupakan salah satu minuman yang umum di seluruh dunia, biasanya dikonsumsi dalam suhu yang tinggi. Bukti yang ada masih belum memastikan apakah meminum teh panas berkaitan dengan risiko kanker tenggorokan atau tidak," ujar pemimpin penelitian, Dr Jun Lv dari Peking University Health Science Center seperti dikutip laman Daily Mail.
Studi sebelumya telah menunjukkan bahwa luka panas yang kronis pada mukosa esofagus bisa memantik karsinogenesis.
Lv menambahkan, International Agency for Research on Cancer baru-baru ini juga mengklasifikasikan asupan minuman panas di atas suhu 65 derajat celcius sebagai karsinogenik pada manusia.
Temuan ini didasarkan pada 456.155 pria dan wanita China yang berusia 30-79 tahun, mereka terus diikuti selama median 9,2 tahun. (mus)