Mengapa Orang Enggan Lakukan Deteksi Dini Kanker?

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA – Stigma masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam hal pencegahan terhadap penyakit kanker. Bukan hanya dari masyarakat, seringkali stigma justru datang dari diri sendiri.

Profil Shannen Doherty, Bintang Beverly Hills 90210 Meninggal Dunia Usai Melawan Kanker Payudara

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hal ini juga berdampak pada rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi. Padahal, salah satu langkah penting untuk menurunkan angka prevalensi kanker di Indonesia ialah dengan mendeteksinya secara dini.

"Yang penting itu deteksi dini. Sebetulnya ini bisa dilakukan oleh siapa saja, peran aktif masyarakat sebagai individu galakkan untuk melakukan deteksi dini, seperti (kanker) payudara ada SADARI (periksa payudara sendiri)," ucap Subuh, saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Senin, 5 Februari 2018.

Peduli Anak Kanker, Para Pelajar SMA Gelar Patterns of Hope

Di samping itu, penting pula bagi masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan terkait dengan gejala kanker. Subuh sendiri berharap adanya peningkatan jumlah masyarakat yang paham dan mengerti tentang deteksi dini pada kanker.

"Kita estimasi sekitar 12 persen dari jumlah masyarakat Indonesia bisa melakukan deteksi dini secara mandiri atau 37 juta yang melakukan mandiri," kata dia.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Dia berharap, kesadaran itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan demikian, angka kejadian terhadap penyakit kanker bisa ditekan.

"Dengan sumber daya yang ada sekarang, mungkin butuh 10 tahun untuk menekan itu, tapi kalau masyarakat bisa melakukan itu sendiri mungkin bisa jadi 5 tahun. Ini bisa menjadi budaya di masyarakat untuk mengenal kanker," kata dia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menkes Budi Gunadi: Penyakit Kanker Bisa Diobati dengan Melakukan Skrining Lebih Awal

Kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia. Diestimasikan terdapat sekitar 20 juta kasus baru dengan 9,7 juta kematian pada tahun 2022.

img_title
VIVA.co.id
4 Oktober 2024