Lama Beredar, Kenapa Kandungan Babi Viostin Baru Terungkap?
- Pixabay
VIVA – Temuan adanya DNA babi dalam produk suplemen Viostin DS dan Enzyplex membuat masyarakat resah. Sebabnya, kedua produk tersebut sudah beredar ke seluruh wilayah Indonesia dan sudah dikonsumsi banyak orang dalam waktu cukup lama.
Lantas, kenapa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI baru ungkap adanya kandungan DNA babi di kedua produk tersebut sekarang?
Ketua BPOM Penny L. Lukito mengatakan, dalam kasus temuan DNA babi dalam Viostin DS dan Enzyplex mengindikasikan tidak konsistennya informasi data pre-market dengan hasil pengawasan post-market.
"Hasil pengujian pada pengawasan post-market menunjukkan positif DNA babi, sementara data yang diserahkan dan lulus evaluasi BPOM saat pendaftaran atau pre-market menggunakan bahan baku bersumber sapi," ujar Penny saat konferensi pers di Gedung BPOM RI, Jakarta, Senin 5 Februari 2018.
Penny juga menegaskan bahwa temuan ini bukan berarti BPOM 'kecolongan', melainkan BPOM sudah menjalankan peran pengawasan terhadap produk yang sudah dipasarkan.
Penny menjelaskan, BPOM selama ini melakukan pengawasan obat dan suplemen makanan yang dilakukan secara komprehensif melalui pengawasan produk sebelum edar atau pre-market, serta pengawasan produk setelah beredar atau post-market.
Sejak ditemukannya kandungan DNA babi di Viostin DS maupun Enzyplex, BPOM sudah memerintahkan untuk menarik semua produk tersebut dari pasaran dalam waktu 1x24 jam. Dan, dalam waktu satu bulan, diharapkan produk tersebut sudah bersih dari pasaran di seluruh Indonesia.