Viostin Tak Halal, Masyarakat Kecewa Sistem Pengawasan BPOM
- Pixabay/Steve Buissinne
VIVA – Beredar informasi di tengah-tengah masyarakat, dua suplemen yakni Viostin DS dan Enzyplex mengandung deoxyribonucleic acid (DNA) babi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, melalui siaran persnya juga menyebutkan bahwa Viostin DS produksi PT Pharos Indonesia dengan nomor izin edar (NIE) POM SD.051523771 nomor bets BN C6K994H mengandung DNA babi. BPOM sudah memerintahkan perusahaan yang telah berdiri selama 45 tahun tersebut untuk menarik dan menghentikan produksinya.
Ini jadi kabar mengejutkan untuk sebagian besar masyarakat. Apalagi dua suplemen ini, belakangan sangat laku di pasaran.
Siti Rosmiati (46 tahun) yang merupakan alah satu pengguna Viostin DS mengatakan, selama ini ia sering mengonsumsi suplemen tersebut untuk menghilangkan nyeri sendi yang dideritanya. Ia pun mengatakan, awalnya tidak mengetahui bahwa suplemen yang sering ia gunakan mengandung DNA babi di dalamnya. Namun, setelah ia membaca mengenai kabar yang beredar tersebut ia merasa terkejut dan tidak ingin menggunakan suplemen tersebut.
“Biasanya minum Viostin DS untuk mengurangi rasa nyeri, walaupun enggak menghilangkan tapi cukup ampuh untuk mengurangi rasa nyeri," ucapnya saat berbincang dengan VIVA di Tangerang, Jumat 2 Februari 2018.
“Awalnya belum mengetahui berita tentang kandungan babi ini, tapi kalau benar mengandung babi saya enggak mau menggunakan lagi,” ucapnya lagi.
Siti menjelaskan sudah cukup lama menggunakan suplemen tersebut, karena ia seorang ibu rumah tangga dengan aktivitas yang padat. Suplemen tersebut sering ia konsumsi untuk menghilangkan rasa nyeri dan pegal-pegal.
Suplemen tersebut diakunya cukup mudah untuk ditemukan di apotik terdekat rumahnya, dan harganya cukup terjangkau. Karenanya ia tidak ragu untuk menggunakan dalam jangka waktu yang lama. Namun saat ini, setelah mengatahui kabar buruk ini, dia meminta pihak BPOM lebih selektif.
“Seharusnya pihak BPOM lebih teliti dalam urusan obat-obatan seperti ini. Apalagi suplemen ini sudah lama beredar di pasaran, dan tidak sedikit yang menggunakannya. Kalau sekarang baru dikabarkan mengandung babi, ya sudah telat kenapa enggak dari awal beredar saja, langsung dicegah," ucapnya.
Sama halnya dengan Siti, Mawar (33) mengaku cukup lama mengonsumsi enzyplex. Tak hanya dia, keluarganya yang sering mengalami masalah lambung juga selalu mengonsumsi obat ini.
"Saya sekeluarga, suami dan ibu pemakai setia. Ampuh untuk obati perut yang terasa tidak nyaman. Seperti kembung, ber-gas dan sakit perut akibat salah makan," katanya.
Diakui Mawar, selain ampun, meredakan kembung, Enzyplex juga bisa dibeli dengan harga terjangkau. "Yang pasti murah di bawah Rp10 ribu. Gampang dibeli, di minimarket juga ada," katanya.
Namun, ia pun merasa kaget dan kecewa, ketika kabar beredar Enzyplex mengandung DNA babi. Meski awalnya mengira kabar itu hoax, namun saat BPOM mengumumkan secara resmi, ia sangat menyayangkan.
"Kaget, awalnya anggap hoax sebelum ada pernyataan BPOM. Sayangkan BPOM malah kecolongan. Dulu obat ini sempat sekian lama tidak ada di pasaran. Baru-baru ini muncul lagi, tapi ternyata tidak halal."
Setelah mendengar informasi ini, Mawar dan keluarga langsung menghentikan penggunaan. "Kita sekarang ganti konsumsi yang herbal seperti tolak angin."
Ia berharap, BPOM bisa lebih ketat lagi mengawasi peredaran obat di pasaran. "Review berkala tiap obat yang ada di pasaran perlu dilakukan. Mulai dari kandungan, masa expired dan lain-lain," harapnya. (one)