Waspada Kusta, Jangan Abaikan Gejalanya
- Pixabay/tantetati
VIVA – Sebagian besar masyarakat Indonesia, mungkin sudah banyak yang tidak mengenal penyakit kusta. Padahal, penyakit kusta belum hilang. Penyakit tua ini masih ada hingga saat ini.
"Kasus kusta (jumlahnya) sedikit ya, bila dibandingkan penyakit lainnya, tetapi masih adanya kasus kusta di Indonesia. Ini merupakan persoalan yang harus kita selesaikan," ujar Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, pada temu media dalam rangka Hari Kusta Sedunia ke-65 di Kantor Kementerian Kesehatan, Selasa 30 Januari 2018.
Lebih lanjut, Dokter Wiendra menyatakan, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum eliminasi kusta. Artinya, prevalensi kusta di wilayah tersebut masih lebih dari satu per 10 ribu penduduk. Serta, angka prevalensi kusta di Indonesia saat ini, 0,71 per 10 ribu penduduk dengan total 18.248 kasus terdaftar.
"Beberapa wilayah masih ada kasus kusta seperti di wilayah Jawa bagian timur, Sulawesi, Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara," ungkapnya.
Sementara itu, dr. Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi, Sp.KK(K) dari persatuan dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) menyatakan bahwa penyakit kusta lebih sering ditemukan terlambat karena masyarakat seringkali mengabaikan tanda dan gejalanya.
Gejala penyakit kusta adalah keberadaan bercak putih atau merah di kulit. Bercak tersebut tidak gatal, tidak nyeri, tetapi baal (kurang rasa atau mati rasa).
"Bercak seringkali ditemukan di bagian siku, karena ada syaraf yang dekat dengan permukaan kulit, ada pula bercak yang ditemukan di sekitar tulang pipi (wajah), telinga, atau bahu (badan)," ungkap Sri.
Selain itu, ada penderita yang menunjukkan gejala berupa bintil kemerahan yang tersebar, ada pula yang gejalanya kulit sangat kering (tidak berkeringat) dan rambut alis rontok sebagian/seluruhnya. Sebagian besar penderita pada awalnya tidak merasa terganggu. Meski kadang disertai kesemutan, nyeri sendi dan demam hilang timbul, bila mengalami reaksi.