Hati-hati, Berlebihan Eksis di Medsos Bisa Picu Depresi

Ayo Hidup Sehat
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Seiring berkembangnya teknologi, media sosial menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan gaya hidup modern. Mereka telah menjadikan media sosial sebagai salah satu kebutuhan.

Supaya Lebih Gembira, Ibu di Inggris Ubah Nama dan Gaya Jadi Unicorn

Tak cuma kalangan millennial, tanpa mengenal umur, media sosial dijadikan tempat untuk menunjukkan sesuatu atau mengekspresikan perasaan. Tapi tak jarang dari mereka menunjukkannya secara berlebihan.

Bahkan, ada yang mengumbar masalah pribadi hingga perang kata-kata di media sosial. Namun Anda perlu hati-hati karena semakin eksis atau sering orang menghabiskan waktunya dengan main media sosial, potensi tingkat kecemasan dan depresi yang dirasakan bakal semakin besar.

Depresi, Anggota Kostrad Diduga Tusuk Diri Sendiri di Kemayoran

Ahli kejiawaan, dr Iman Firmansyah, SpKJ mengatakan, bahwa narsis di media sosial sebenarnya hal yang wajar, akan berbahaya jika dilakukan secara berlebihan dan membuat penggunanya kecanduan hingga menyebabkan gangguan. Kecanduan yang timbul, biasanya mengacu pada perilaku kompulsif atau berulang-ulang, menjadi sulit berhenti atau tidak bisa meninggalkan untuk melakukan kesenangan lain tanpa disadari yang mengarah pada efek negatif.

"Kecanduan ketika mereka mengalami ketidakmampuan berhenti saat sedang melakukan sesuatu, mengulanginya terus. (Media sosial) menyebabkan gangguan, misalnya jika posting foto ke Instagram tapi tidak ada yang like, jadi kesal, marah atau sedih," katanya di acara AYO HIDUP SEHAT yang ditayangkan secara live di tvOne, Kamis, 25 Januari 2018.  

Nekat Lompat dari Lantai 8 Kalibata City, Novi Amelia Depresi?

Sementara Psikolog keluarga, Rahajeng Ika menambahkan jika pengguna media sosial mengetahui batasan dan tujuan menggunakan media sosial, misal untuk kerja, maka media sosial tidak akan memberi efek buruk. Yang membuatnya buruk, jika tidak memiliki tujuan dalam menggunakan media sosial, cemas bila teman berkurang hingga memaksakan diri untuk menampilkan foto keren atau di tempat mewah meski tak punya kemampuan.

"Jika sudah merasa terganggu, bisa memancing depresi," katanya.

Untuk menghindari gangguan atau depresi akibat media sosial, saran dia, sebaiknya menyeimbangkan diri dalam aktivitasnya di dunia maya dan nyata. Menurut Rahajeng, meski di dunia maya mengalami hal tak menyenangkan, namun jika di dunia nyata memiliki hubungan dan pertemanan yang bagus maka hal buruk di media sosial bisa diatasi.

Senada dengannya, Dr Firmansyah menyarankan untuk bijak dalam menggunakan media sosial agar tak terjadi gangguan hingga depresi. Bahkan, bila mengetahui tujuan menggunakannya, narsis di media sosial bisa menghasilkan uang, seperti yang dilakukan model atau selebgram.

Namun bagi yang sudah mengalami depresi, menurut dia, tidak hanya obat antidepresi tapi juga perlu melakukan konseling hingga psikoterapi. Tanda depresi, yakni jika seseorang mengalami perasaan tidak berguna, tidak berharga dan penuh kesedihan selama dua pekan hingga ada keinginan untuk bunuh diri. (mus)

 

Ilustrasi bunuh diri loncat dari gedung.

Depresi, Pria Muda Bunuh Diri Loncat dari Lantai 8 Apartemen

Warga apartemen awalnya mendengar seperti benda jatuh. Setelah dicek ternyata ada yang bunuh diri. Polisi yang sempat memeriksa saksi, menduga korban depresi.

img_title
VIVA.co.id
27 Februari 2022