Bakteri di Area Kewanitaan Bisa Sebabkan Kelahiran Prematur

Ilustrasi melahirkan bayi.
Sumber :
  • Pixabay.com/cynthia_groth

VIVA – Sebuah studi menemukan bahwa ibu hamil yang paling berisiko melahirkan prematur bisa diidentifikasi dari mikroba yang ada dalam saluran reproduksinya.

Kisah Anak SMP Sudah Hamil, Suami Sibuk Main Bola saat Istri Mau Melahirkan

Sebuah tim dari Imperial College London melakukan sebuah studi di mana mereka mengumpulkan sampel kapas penyeka dari 250 ibu hamil yang mengalami kerusakan membran secara prematur.

Para peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa perubahan halus pada bakteri area intim bisa memicu kelahiran prematur sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Dari 250 partisipan ibu hamil tersebut, 27 di antaranya melahirkan lebih cepat.

Bidan Muda Ubah Kebiasaan Masyarakat, dari Percaya Dukun Beranak ke Tenaga Medis

"Studi ini adalah salah satu dari yang pertama menunjukkan bahwa hampir setengah ibu hamil kemungkinan memiliki ketidakseimbangan mikrobiota sebelum prematur pecah, sehingga memberikan bukti lebih jauh dari peranan bakteri pada beberapa kelahiran prematur," ujar Dr David McIntyre, kepala peneliti dari Imperial College London, seperti dikutip laman The Independent, Kamis, 25 Januari 2018.

Secara krusial, lanjut McIntyre, temuan ini mengidentifikasi dua kelompok wanita berbeda dengan pecahnya prematur. Kelompok pertama di mana antibiotik yang ditargetkan bisa berguna, dan kelompok lainnya yang mendapatkan pengobatan sama tapi kemungkinan mengalami kerugian.

Viral Wanita Tiba-tiba Melahirkan Tanpa Merasa Hamil, Begini Penjelasan Ahli

Studi sebelumnya telah disimpulkan bahwa bakteri yang ada di area kewanitaan menjadi kurang beragam selama kehamilan, dengan peningkatan spesies Lactobacillus yang tercatat. Namun, ketika jumlah bakteri Lactobacillus menurun dan jumlah tipe bakteri lainnya meningkat, ini akan menyebabkan ibu hamil melahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan.

Bakteri Lactobacillus biasanya ditemukan di sistem pencernaan, sistem urine dan sistem genital dari tubuh manusia. Perubahan bakteri di area intim ini juga bisa memicu risiko kesehatan lain pada ibu dan bayinya, di mana bayi baru lahir akan berpotensi menghadapi bahaya sepsis.

Studi yang dilakukan Imperial College London dan dipublikasikan di jurnal BMC Medicine ini bisa memberikan para dokter alat yang mereka butuhkan untuk menyediakan ibu hamil pengobatan antibiotik yang spesifik yang mereka perlukan.

"Temuan kami menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih dipersonalkan, yang menargetkan hanya wanita yang kemungkinan mendapat manfaat dari antibiotik, bisa membuktikan bahwa ini lebih bermanfaat dari yang selama ini dilakukan," ujar Dr. Richard Brown.

Meski begitu, Profesor Siobhan Quenby dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists menekankan bahwa dibutuhkan riset lebih banyak untuk menentukan kaitan antara bakteri area intim dengan kelahiran prematur. Begitu juga dengan manfaat pengobatan pecahnya membran secara prematur yang, saat ini sama pada setiap wanita.

"Saat ini ada kemungkinan membahagiakan di masa depan di mana wanita bisa melakukan tes dan diberikan antibiotik terbaik bagi mereka secara individual," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya