Mecin Merusak Otak Ternyata Hoax

Ilustrasi saraf otak
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA – Mecin, atau MSG selama ini dituduh sebagai bahan yang bisa merusak otak hingga menyebabkan kebodohan. Hal ini pun membuat banyak orang menghindari pemakaian mecin ke dalam makanannya.

Menguak Mitos dan Fakta Soal Micin, Benarkah Bisa Bikin Bodoh?

Padahal faktanya, menurut penelitian Yamaguchi, puncak rasa enak sebuah makanan bisa didapat dengan menambahkan 0,4 persen saja mecin ke dalam makanan. Namun, dengan pemakaian lebih, mecin justru membuat makanan menjadi tidak enak.

Selain itu, ahi gizi Prof. Hardinsyah, MS. PhD, mengatakan bahwa kandungan dalam mecin bisa bermanfaat bagi kesehatan. Ini berseberangan dengan anggapan masyarakat bahwa mecin bisa membuat otak rusak. Glutamat dalam mecin justru bisa mengaktivasi pesan antar neuron di otak.

Angka Kematian Penyakit Jantung di Indonesia Capai 650 Ribu, Dokter Ungkap Pemicu Utama Hipertensi

Dari segi keamanan, Hardinsyah menambahkan, MSG bisa dilihat dari bahan pembuatnya. Di beberapa negara, bahan pembuatan mecin berbeda.

"Di Amerika, MSG dibuat dari jagung. Di Indonesia, dibuat dari tetes air tebu, karbohidrat yang kemudian di-convert bakteri menjadi glutamat, lalu direaksikan dengan natrium menjadi butiran putih kristal," ujar Hardinsyah dalam seminar bersama Ajinomoto di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dianggap Picu Obesitas Hingga Bikin Bodoh, Ahli Gizi Ungkap Manfaat MSG Jika Dikonsumsi Secukupnya

Dia menjelaskan, munculnya pemahaman bahwa otak rusak hingga menyebabkan kebodohan karena mecin diawali sebuah penelitian pada hewan yang dilakukan oleh Olney.

Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan laporan seseorang yang merasa pusing dan mual usai makan di sebuah restoran China di New York. Kondisi seperti ini disebut juga dengan Chinese Restaurant Syndrome. Namun, pusing dan mual ini hilang setelah 30-60 menit.

Ahli biokimia tersebut, kemudian terinspirasi untuk melakukan penelitian. Penelitian dilakukan pada tikus, tapi dosis MSG yang disuntikan sangat tinggi, jadi sangat tidak mungkin diberikan.

"Perumpamaannya, manusia dengan berat 60 kg disuntikan 400 gram MSG, tentu saja akan menyebabkan kematian. Inilah yang tidak pernah diungkap dosisnya, jadi mitos yang dipercaya padahal tidak benar," katanya.

Fakta lainnya adalah, konsumsi mecin rata-rata penduduk dunia didominasi oleh China dan Taiwan dengan 1,8 persen, Jepang 1,4 persen, Amerika 0,8 persen, sementara Indonesia hanya 0,6 persen. Jika dilihat negara dengan konsumsi MSG tinggi, justru merupakan negara yang lebih maju dari Indonesia.

"Tidak berarti konsumsi mecin jadi cerdas. Tapi kalau dikaitkan, seharusnya (masyarakat) China lebih bodoh. Jadi, (mecin dan kerusakan otak) tidak ada kaitan," ujar Hardinsyah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya