Alasan Artis Pilih Warna Hitam Sebagai Simbol Protes
- REUTERS/Lucy Nicholson
VIVA – Ajang penghargaan bergengsi, Golden Globe ke-75 digelar di Beverly Hills, 7 Januari 2018. Tahun ini tampak ada yang berbeda, pasalnya para aktris kompak tampil dengan busana berwarna hitam. Tidak seperti yang lalu, red carpet selalu dipenuhi aktris berbusana mewah dan meriah.
Rupanya ada alasan kuat dibalik pemilihan busana serba hitam yang dikenakan para aktris. Harvey Weinstein adalah alasan diciptakannya kampanye solidaritas ini. Berbusana serba hitam dimaksudkan sebagai gerakan perlawanan oleh para aktris Hollywood terkait deretan pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh produser ternama tersebut.
Saat para aktris menyatakan kompak berbusana hitam untuk menghadiri Golden Globe, banyak penyuka fesyen yang penasaran, mengapa memilih hitam.
Menurut Time’s Up Legal Fund, yayasan yang bertujuan untuk memerangi ketidaksetaraan gender di semua industri, kurang lebih semua orang punya busana berwarna hitam. Hitam dipandang serius dan demokratis.
“Hitam selalu punya makna yang rumit dan beragam,” menurut Valerie Steele, direktur museum di Fashion Institute of Technology dan pengarang buku The Black Dress.
Hitam adalah simbol kekuasaan. Pada abad pertengahan, hitam tidak cuma dihubungkan dengan kesedihan dan berkabung, tapi juga dianggap glamor. Karena pada masa itu, proses pewarnaan hitam masih mahal. Hitam juga warna istimewa yang dikenakan oleh orang istimewa pula, seperti raja dan ratu, pendeta, hakim, eksekutor serta iblis, yang dikenal dengan sebutan “The black prince of death”
Valerie menambahkan, “Makna warna hitam sangat beragam, hitam juga diasosiasikan dengan elegansi, seperti Coco Chanel dan little black dress yang ikonik.” Dengan begitu, bisa dibilang tujuan para aktris mengenakan busana hitam untuk menunjukkan tanda bahwa ada hal serius yang sedang terjadi.
Guru Ngaji di Palembang Cabuli Murid-muridnya Saat Praktik Wudhu
Perbuatan pelecehan seksual dilakukan guru ngaji MF terhadap tiga muridnya berjenis kelamin perempuan, SJ (7), HS (7) dan SH (9). Korban mengadu kepada orangtuanya.
