Tebar Benih Semangat Membaca di Tanah Ombak

Tanah Ombak, Padang
Sumber :
  • VIVA/ Bimo Aria

VIVA – 'Tanah Ombak'. Mural itulah yang terpampang di rumah paling ujung, dari sebuah gang yang terletak di Kampung Purus, Padang Barat, Padang, Sumatera Barat. Permukiman yang letaknya tak lebih 500 meter dari pesisir Pantai Padang ini memang berbeda dari permukiman kebanyakan.

7 Kegiatan Seru yang Bisa Menambah Wawasan Tanpa Perlu Baca Buku

Semakin menelusuri gang yang lebarnya seukuran satu kendaraan roda empat ini, semakin banyak mural yang ditemukan. Mulai dari mural bergambar gurita, hingga mural berwarna merah bertuliskan 'Ilmu Mengantarkan Manusia pada Ketuhanan'.

Nama Tanah Ombak terinspirasi dari sebuah novel berjudul sama, keluaran tahun 2002, karya sastrawan asal Sumatera, Abrar Yusra.

Merajut Masa Depan Lewat Buku, Kisah Sukses Anak-anak Bantar Gebang Bersama Berkarya Bercerita

"Ombak itu suatu yang bergerak dinamis, tanah mudah-mudahan bisa membawa kesuburan," demikian ujar Syuhendri, pendiri Ruang Baca Tamah Ombak, kepada VIVA, Rabu 27 Desember 2017.

Kampung Purus sebelumnya dikenal dengan 'gang setan'. Minuman keras, narkoba dan tindak kejahatan lainnya sebuah hal yang biasa di kampung ini.

Miris Minat Baca Orang Indonesia Rendah, Cuma 1 dari 1000 Orang yang Suka Baca

Sebelumnya, masyarakat begitu permisif dengan kekerasan. Kondisi ekonomi yang tak menentu dari masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan ini, tak jarang membuat anak di Kampung Purus merelakan impian masa depannya pergi.

"Ini sebuah proses memutus mata rantai dari lingkungan yang keras," kata Bang Hendri, sapaan akrab Syuhendri.

Sejak 2014, Bang Hendri dan kawannya Yusrizal KW, menginisiasi sebuah ruang baca bagi anak-anak di permukiman yang kini lebih dikenal dengan Tanah Ombak. Keduanya memupuk mimpi, anak-anak yang datang silih berganti saban hari. Seperti salah satunya Rachel, yang bercita-cita menjadi pramugari.

"Ingin bisa keliling dunia," ungkap gadis yang kini duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini.

Tanah Ombak

Sedikitnya, tiga buah buku ia lahap dalam sepekan. Buku berjenis novel adalah favoritnya. Tak heran, jika Rachel juga lumayan produktif dalam hal menulis puisi. Paling tidak, lima puisi yang berhasil dibuatnya. 'Hujan dan Pinokio', 'Malam Sunyi', dan 'Pangeran yang Jatuh dari Langit', tiga karya yang berhasil dia sebutkan.

Bang Hendri punya cara yang unik, untuk menumbuhkan minat baca dari para anak yang berjumlah kurang lebih 35 anak ini. Caranya ialah dengan berkesenian.

"Di sini kami membebaskan anak berekspresi, mau nyanyi, berpuisi, mau teater, ketika mereka mau ikut event itu, mereka harus banyak baca minimal 15 menit per hari, baru bisa ikut event itu," ungkap Hendri.

Maka tidak heran, jika kelompok Ruang Baca Tanah Ombak, berhasil meraih Juara 1 Regional Sumatera, Gramedia Reading Competition 2016, dan Peraih Anugerah Literasi Minangkabau, sebagai Komunitas Terbaik 1 dari Sumatera Barat.

Tanah Ombak, Padang

Mendapat Intimidasi

Tentunya semua hal itu tidak didapatkan secara instan. Pada awal berdiri, beragam penolakan sempat datang kepadanya. Ancaman dan intimidasi juga suatu yang tidak terhindarkan. Tak terkecuali bagi para relawan.

Beberapa juga sempat mencurigai kegiatan yang diinisiasi olehnya memiliki niatan lain. Perlahan semua hal itu berhasil dikikisnya. Capaian demi capaian terus didapatkan.

Bahkan, Ruang Baca Tanah Ombak menjadi rumah kedua bagi para anak-anak setempat. Dengan sedikitnya 5.000 koleksi buku, dan beragam aktivitas kesenian, membuat anak-anak betah berlama-lama.

"Mereka hampir tiap hari datang, kalau yang sekolah pagi mereka datang siang, begitu pun sebaliknya. Bahkan kadang suka sampai malam, dan sampai saya harus suruh pulang," kata dia.

Selain menumbuhkan minat baca dan berkesenian, Bang Hendri juga berusaha menanamkan nilai-nilai kehidupan, seperti salah satunya ialah mendengar.

"Mendengar dengan empati," tutur Hendri.

"Itu bagian tersulit, karena mereka biasa tampil dan biasa didengar, tapi sangat sulit mendengar dengan empat," Hendri menambahkan.

Dari ruang ini, Hendri berharap para anak-anak yang terlibat di Tanah Ombak bisa menyebarkan benih-benih kebaikan pada masyarakat sekitar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya