Wajah Indonesia dalam Rangkaian Uang Koin Kuno
- VIVA.co.id/Lucky Aditya
VIVA – Bambang Suroso, warga Jalan Klayatan Gang 2, Kota Malang, Jawa Timur, memiliki karya satu-satunya di Indonesia. Mahakarya itu adalah peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dibuat dari uang koin kuno.
Dari Pulau Sumatera hingga Papua tergambar jelas dalam sebuah pigura berukuran 2,4 meter x 1,2 meter. Dibutuhkan waktu lima tahun bagi Bambang untuk merangkai Indonesia dari uang kuno.
"Saya bikin peta sejak 2004 hingga 2009 (baru) jadi. Awalnya saya itu dulu di loak, saya temukan uang kuno di dalam sebuah buku yang terbuang. Dari situ saya mulai cinta uang kuno. Itu di tahun 1994," kata Bambang, Senin, 18 Desember 2017.
Dia membuat peta Indonesia dengan memanfaatkan bahan bekas. Pigura tempat merangkai uang kuno menjadi peta, semula merupakan majalah dinding.
Setiap wilayah atau pulau dibuat dari koin kuno yang berbeda. Negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Australia pun dibuat berdasarkan koin kuno yang berbeda.
"Mulai Sumatera saya buat dari 2,5 sen, Kalimantan dari 1 sen, Sulawesi 0,5 sen, Papua 1 sen semua dari zaman Belanda. Kalau Jawa dan Madura dari 50 sen VOC, Australia pakai 2 sen negaranya, Thailand dari 1 baht Thailand, Malaysia dari 1 sen Malaysia," tutur Bambang.
Peta Indonesia ini terbuat dari 12.747 keping koin kuno. Tahun pengeluaran koin kuno pun bervariasi. Misalnya, koin kuno keluaran VOC mulai tahun 1744 hingga 1791 untuk menggambarkan Pulau Bali. Selain itu, sen Indonesia mulai tahun 1952 hingga 1957.
"Membuat sendirian, awalnya lihat atlas terus saya sket terbentuk peta Indonesia, lalu saya buatlah peta berbahan koin. Saya tempel dengan lem Rajawali," ucap Bambang.
Kendala dalam pengerjaan adalah kesulitan mendapat bahan baku. Satu peta Indonesia berbahan koin kuno ini memiliki berat 1 kuintal. Saat ini, ia tengah menyusun data lebih detail mulai tahun pengerjaan per koin hingga total uang yang ada dalam pigura itu.
Sebab, Bambang bercita-cita memasukkan karyanya ke Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI. Bambang mengaku tidak berminat menjual karyanya, meski ada salah satu kolektor yang menawar seharga Rp50 juta.
"Harga yang pantas Rp150 juta, perhitungannya per keping uang logam paling murah Rp5.000. Tapi sementara tidak saya lepas, keluarga melarang untuk menjual. Setahu saya ini baru pertama ini di Indonesia. Uang kuno itu semakin lama semakin habis dikoleksi orang, harganya semakin mahal," kata Bambang. (one)