Para Pencari Kerja, Jangan Lakukan 4 Hal 'Haram' Ini

Larangan untuk yang sedang mencari kerja
Sumber :
  • Pixabay

VIVA –Tujuh puluh persen perusahaan kini menyaring kandidat karyawan mereka dengan melihat akun media sosial. Dan lebih dari separuhnya mengatakan menolak jika melihat sesuatu yang tidak mereka sukai di akun Instagram, Facebook, dan Twitter milik kandidat bersangkutan. Demikian menurut studi Career Builder terbaru, seperti dilansir dari laman Huffington Post, Selasa, 5 Desember 2017.

Dear Gen Z Ini Persiapan yang Sering Luput Untuk Mencari Kerja, Pentingnya Jejak Digital

Maka itu, jika Anda sedang mencari kerja atau mengikuti proses seleksi karyawan, sebaiknya mulai memperhatikan konten dan aktivitas media sosial Anda. Ibarat rumah, akun media sosial menggambarkan citra diri Anda. Jika ingin mengesankan reputasi positif, penelitian itu menyarankan sebaiknya akun media sosial Anda harus bersih dari 4 larangan ini:

1. Membagikan foto minuman beralkohol atau mengonsumsi obat terlarang

Gadis Ini Syok saat Melamar Kerja, Syarat Harus Seksi dan Mau Pakai Kostum Khusus

“Sebagian orang menganggap konsumsi alkohol adalah hal yang wajar. Namun para pemilik perusahaan menolak kandidat yang menunjukkan terlalu banyak konten terkait minuman keras atau obat-obatan pada profil online mereka,” kata Patrick Ambron, CEO dan pendiri BrandYourSelf, situs manajemen reputasi.

Satu contoh kasus di Amerika Serikat, Ashley Payne, guru SMA di Georgia terpaksa kehilangan pekerjaannya setelah memajang gambar minuman beralkoholnya saat liburan ke Eropa. Saat Payne naik banding dan menuntut hakim untuk mengembalikan pekerjaan dan memberikan ganti rugi padanya, hakim menolak.

Dokter Tirta Buka-bukaan: Masih Melamar Pekerjaan Meski Sudah Jadi Bos

2. Membuat ujaran negatif terkait diskriminasi suku, agama, ras, dan jenis kelamin

Kata pepatah, ucapkanlah yang baik atau diam. Hal ini juga berlaku di media sosial. Sebagian orang menganggap status yang mengomentari isu SARA sebagai lelucon atau sekadar sarana untuk mengekspresikan diri.

Namun, perlu Anda tahu, penelitian tersebut mengungkap sepertiga dari pemilik perusahaan berpaling dari kandidat yang memposting konten negatif terkait isu SARA yang terkesan seksis, fanatik, dan homofobia.

Satu lagi contoh kasus, seorang eksekutif PR yang cemerlang, Justine Sacco, kehilangan kariernya akibat cuitan rasis di akun Twitter. Pelajaran moral yang dapat kita ambil adalah, media sosial bisa dan akan dilihat oleh siapa saja, bukan hanya teman dekat tapi orang-orang yang tidak Anda duga termasuk calon atasan di tempat kerja.

3. Penggunaan nama yang tidak profesional

Saat Anda memasuki dunia kerja, pastikan menggunakan nama yang terkesan profesional di semua platform media sosial maupun alamat email. Menurut Ambron, nama yang terkesan kekanak-kanakan menyiratkan ketidakdewasaan dan kurang mendapat nilai dari rekruiter.

4. Merendahkan pekerjaan sebelumnya

“Tidak ada yang suka digosipkan, baik itu sekolah, universitas, maupun perusahaan,” kata Ambron. Hampir sepertiga pemilik perusahaan mengatakan bahwa mereka menolak kandidat yang secara terang-terangan menggunjing mantan bos mereka. Berbicara di belakang dilihat sebagai kurangnya karakter baik, bahkan meski itu dimaksudkan untuk sebuah lelucon atau humor. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya