Restoran Ini Pekerjakan Pengidap HIV/AIDS Sebagai Juru Masak

Ilustrasi juru masak restoran.
Sumber :
  • Pixabay/RestaurantAnticaRoma

VIVA – Jika beberapa waktu lalu sebuah restoran di Jepang mempekerjakan pengidap demensia dan Alzheimer’s sebagai pelayan, kini sebuah restoran pop-up di Toronto, Kanada, menggunakan konsep serupa.

1.000 Napi HIV Diusulkan Dapat Amnesti dari Presiden Prabowo

Bukan pengidap demensia atau Alzheimer’s, melainkan HIV/AIDS yang jadi pelayan di restoran ini. Tujuannya sama, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa virus HIV tidak mudah menular.

Dilansir dari laman Food Beast, Senin, 13 November 2017, setiap pelayan di restoran ini mengenakan apron atau celemek dengan tulisan seperti 'Think you can get HIV from food? Bite me' atau 'Kiss the HIV + Cook'.

Kenali Penyakit Sifilis, IDI Botawa Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Seluruh pelayan yang berjumlah 14 orang ini dilatih memasak oleh seorang juru masak bernama Matt Basile dari sebuah bar bernama Lisa Marie di Toronto, Canada. Merekalah yang kemudian akan memasak dan menyiapkan seluruh hidangan pada pengunjung.

Restoran ini dihadirkan oleh Casey House, sebuah rumah sakit swasta untuk pengidap HIV/AIDS. Hidangannya sendiri dijual dengan harga US$125 atau Rp1,7 jutaan.

Angka Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tinggi, Kapan Seseorang Perlu Tes HIV?

Sebagai informasi, HIV hanya dapat menyebar melalui cairan tubuh melalui aktivitas seksual, jarum suntik, menyusui (meskipun kasus ini jarang terjadi), seks oral dan transfusi darah. Kemungkinan lain, dua orang dengan gusi berdarah berciuman dan virus menyebar melalui aliran darah.

Virus ini tidak menyebar melalui air liur, artinya virus HIV tidak bisa menyebar melalui makanan. Meskipun makanan Anda ditetesi darah atau terciprat air liur pengidap HIV, ketahuilah bahwa virus ini tidak bisa masuk melalui saluran pencernaan.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Kelompok Usia 20-24 Tahun, Tempati Jumlah Pengidap HIV/AIDS Terbanyak Kedua di Indonesia

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2022 mencatat, kelompok usia 20-24 tahun menempati jumlah pengidap HIV/AIDS kedua terbanyak di Indonesia hingga mencapai 16,1 persen

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024