7 Tahapan Upacara Panggih, Pedoman Hidup Pernikahan Jawa
- Instagram @ribkabudiman.o.s
VIVA – Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Pada pagi ini, Rabu 8 November 2017 putri dari orang nomor satu di Indonesia Kahiyang Putri dan kekasihnya, Bobby Nasution akan melaksanakan akad nikah di Solo, Jawa Tengah.
Di upacara pernikahan adat Jawa, biasanya setelah akad nikah diadakan prosesi khusus yang dinamakan panggih. Hal itu diungkapkan oleh budayawan, Sulistyo Tirtokusumo.
Menurutnya, setelah mempelai pria sudah selesai mengucap ijab kabul, pengantin wanita menghampiri mempelai pria diiringi dengan para sesepuh dari keluarganya.
"Mempelai pria tidak didampingi oleh keluarganya memiliki arti, yaitu simbol dari keikhlasan keluarga untuk melepas mempelai pria, dan menjadi simbol dari kemandirian sang mempelai pria," ucapnya, saat berbincang dengan VIVA, Selasa 7 November 2017
Setelah panggih, acara ditutup dengan sungkeman. Berikut, adalah tahapan upacara panggih dalam adat Jawa, berikut makna dan filosofinya:
Melempar gantal
Salah satu dari rangkaian upacara panggih ini meliputi pelemparan daun sirih yang telah diikat dengan selembar tali atau benang yang disebut dengan gantal. Ini memiliki arti untuk melepas, dan menghindari segala godaan yang akan hadir di kehidupan pernikahan.
"Ada mitos ketika melempar gantal, yaitu siapa pun, baik mempelai wanita atau pria yang melempar gantal tersebut terlebih dahulu, akan menjadi pemimpin dalam rumah tangga," ujarnya.
Ngidak endhog atau injak telur
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi injak telur atau ngidak endhog, di mana sang mempelai pria menginjak telur, dan sang wanita membersihkan kaki mempelai pria dengan cara berlutut. Ini memiliki arti nilai kesopanan sang mempelai wanita kepada pasangannya.
Sang mempelai pria juga akan membantu mempelai wanita untuk bangkit melambangkan bahwa ia memiliki rasa menghargai kepada mempelai wanita.
Meminum air kelapa
Kedua mempelai meminum air kelapa yang mengartikan bahwa mereka telah siap memulai hidup baru dan menjalani warna-warni dari segala kehidupan pernikahan dengan rasa bahagia.
Memakai kain sindur
Setelah menginjak telur, kedua mempelai akan berjalan dengan bergandengan tangan, dan sang ibu mempelai wanita akan menyelimuti kedua mempelai dengan kain putih yang terdapat renda merah di dalamnya. Ini berarti doa untuk kedua mempelai, agar pantang menyerah menghadapi segala rintangan. Warna merah, dan putih melambangkan pria dan wanita berkaitan dengan kesuburan.
Timbangan
Kemudian, kedua mempelai duduk di atas pangkuan ayah dari mempelai wanita. Lalu, ibu dari mempelai wanita akan menanyakan, yang manakah yang lebih berat, dan sang ayah akan menjawab keduanya sama saja.
"Jawaban keduanya sama saja itu memiliki arti, bahwa pihak keluarga menerima apa adanya mempelai pria, seperti halnya anak sendiri," ucapnya.
Kacar-kacur
Sang pria menuangkan uang logam, dan beras kepada pangkuan mempelai wanita yang sudah dilapisi dengan kain, yang memiliki arti bahwa suami akan menafkahi istrinya dengan baik.
Sungkeman
Setelah segala proses dilakukan, maka sang ayah dari mempelai wanita, datang menghampiri kedua orangtua pria, dan membawa mereka ke tempat mempelai wanita dan pria berada. Kemudian, kedua mempelai melakukan sungkeman yang berarti meminta maaf, restu dan doa kepada kedua orangtua mempelai pria dan wanita. (asp)