Tulang Ikan Disulap Jadi Kerupuk hingga Pempek Lezat
- VIVA.co.id/Aji YK Putra
VIVA.co.id – Banyak orang tak kepikiran bisa mengolah tulang ikan menjadi makanan lezat dan bernilai tinggi seperti pria 62 tahun ini. Di tangan pria bernama Burlian Topo tersebut, tulang ikan disulap menjadi pempek dengan rasa yang gurih.
Penemuan Topo untuk mengolah tulang ikan itu berawal saat dirinya melihat pedagang ikan di pasar Klinik, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang, Sumatera Selatan. Mereka membuang tulang ikan begitu saja setelah pembeli hanya mengambil dagingnya.
Topo lalu meminta pedagang ikan tersebut mengumpulkan tulang yang tak bernilai tersebut untuk dibawa pulang. Di rumahnya yang hanya berdinding kayu, Topo mencoba melunakkan tulang tersebut untuk diolah menjadi bahan baku membuat kerupuk Palembang.
Percobaan Topo tak berjalan mulus. Kerupuk yang dia buat masih belum bisa mengembang seperti kerupuk pada umumnya setelah dijadikan bahan baku. Namun pada 2000, jerih payah Topo akhirnya terbayar.
"Istri sempat marah, karena modal habis. Saat itu saya cuma tukang kayu penghasilan pas-pasan. Hanya coba-coba buat kerupuk dari tulang ikan. Alhamdulillah setelah tiga tahun akhirnya berhasil," kata Topo, mengawali perbincangan dengan VIVA.co.id, Kamis, 21 September 2017.
Topo pun bercerita, tulang ikan tersebut dia presto hingga lunak. Setelah tulang lunak, dihancurkan dengan mesin penggiling. Barulah bahan baku pembuatan kerupuk, seperti terigu dan sagu dia campurkan. Kerupuk tulang buatannya itu pun dapat mengembang.
"Sekarang kerupuk tulang ikan saya sudah dijual ke berbagai wilayah Indonesia. Soal rasa, tetap rasa ikan. Karena tulang itu kandungan rasanya lebih dari dagingnya," ujarnya.
Setelah berhasil membuat kerupuk dari tulang ikan, Topo mencoba temuannya itu untuk dibuat pempek. Hasilnya sangat mengejutkan, banyak orang tak percaya jika rasa lezat di pempek yang dibuat Topo ternyata hanya berbahan baku tulang.
"Setelah melihat proses pembuatannya mereka baru percaya. Tulang itu, misalkan dari ikan Gabus dipresto selama 2,5 jam. Tapi kalau tulang ikan Belida 1,5 jam," tutur ayah dua orang anak ini.
Kini, selain pempek dan kerupuk, Topo juga membuat camilan lainnya, seperti tekwan dan abon yang berbahan baku tulang ikan.
"Tahun ini saya juga baru buat keripik tulang ikan Belida. Alhamdulillah berhasil, semuanya berbahan baku tulang," ucap pria yang tamatan sekolah dasar tersebut.
Hasil temuan Topo akhirnya bisa membuatnya "pensiun" dari tukang kayu. Dalam satu bulan, Topo dapat meraup omzet sebanyak Rp30 juta hasil penjualan olahan pempek, kerupuk, tekwan, dan abon buatannya tersebut. Dalam satu hari, setidaknya Topo menghabiskan 40 kilogram tulang ikan Belida dan Gabus untuk diolah menjadi pempek.
Untuk harga jual pempek kering, yakni Rp30 ribu dengan isi 30 biji plus cuka yang tahan sampai satu tahun. Kerupuk, keripik, dan abon tulang ikan Rp15 ribu satu ons dan Rp30 ribu untuk tekwan kering. (art)