Misteri Uang Kuno Gambar Soekarno Berlafal Kun Fayakun
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Profesi numismatis atau kolektor mata uang rupanya masih banyak ditemui di Kota Semarang, Jawa Tengah. Tak sulit untuk mencari keberadaan orang dengan profesi ini, salah satunya di kawasan Kota Lama Semarang.
Salah satu numismatis yang kerap mangkal di kawasan berjuluk Little Netherland ini adalah Teguh Gunawan. Saban harinya, ia membuka lapak sederhana di kawasan Taman Srigunting atau dekat Gereja Belenduk. Kawasan itu kini dikenal dengan Pasar Seni Paguyuban Pedagang Barang Seni (Padangrani) Semarang.
Sebagai kolektor serta penjual uang kuno selama 20 tahun, Teguh memiliki berbagai jenis uang kuno dari uang kertas sampai uang logam, mulai uang kuno Indonesia, Belanda (VOC), China hingga Jepang. Jenis dan tahunnya pun variatif, mulai uang benggol, sen hingga uang golden.
"Paling tua saya masih punya koleksi uang asli VOC tahun 1790. Itu sekarang jarang, karena saya beli dari berbagai daerah," kata Teguh kepada VIVA co.id, Kamis, 14 September 2017.
Dari berbagai koleksi uang kuno itu, Teguh menyebut, ada beberapa uang kuno yang sangat istimewa dan memiliki nilai investasi cukup menggiurkan. Salah satunya adalah uang kertas pecahan Rp1.000 bergambar Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Ia menyebut, uang itu memiliki keistimewaan tersendiri dibanding uang kuno lainnya. Secara fisik, uang kertas berwarna merah dan putih tersebut memiliki gambar Soekarno serta lambang Garuda dengan sisi lain uang bergambar tujuh wanita penari Serimpi. Keistimewaan lain, ada tulisan Arab berbunyi kun fayakun tepat di samping gambar Soekarno.
Salah satu keistimewaannya uang kertas tersebut, Teguh mengklaim, bisa bergerak sendiri saat diletakkan di telapak tangan. Menurut dia, alasan logis terkait fenomena uang tersebut belum terpecahkan hingga kini.
Kendati demikian, ada pendapat yang menyebut bahwa uang bertulis huruf Arab itu secara metafisika telah diisi energi eterik, yakni energi yang bereaksi terhadap panas tubuh yang dipengaruhi oleh fisik dan psikis seseorang. Reaksi ini berupa gerakan menjauhi panas tubuh melalui gerakan melengkung atau menggulung saat disentuh.
Sementara berdasarkan ilmu fisika, uang ini mengandung bahan yang bersifat melawan atau menjauhi panas, baik panas tubuh maupun panas dari bahan lain seperti uap. "Sejarah uang Soekarno ini dahulunya memang uang edisi khusus belum sempat beredar di tahun 1964-1965. Tepat saat tragedi 1965 pecah. Jadi negara dahulumasih kacau, " katanya.
Teguh mengaku ketertarikan orang untuk memiliki uang jenis itu sangat banyak, khususnya orang-orang yang meyakini adanya hal gaib dalam uang kertas tersebut. Menurut dia, bila jatuh pada orang yang berniat jahat maka uang ini bisa disalahgunakan untuk hal-hal berbau mistis.
Jumlah mata uang ajaib itu sangatlah langka. Ia mengaku hanya memiliki empat lembar, yang berasal dari seorang kolektor. "Sepuluh tahun lalu saya beli dari kolektor. Tapi banyak pula yang ingin membeli sebagai prasyarat untuk bancakan (syukuran) rumah baru," ucap dia.