Kisah Haru Guru di Pedalaman Sumba, Gajinya Rp1,4 Juta
- VIVA.co.id/Bimo Aria Fundrika
VIVA.co.id – Mathiusten mungkin adalah satu dari ribuan guru di pedalaman Indonesia yang tak pernah lelah membagikan ilmu kepada anak didiknya. Setiap harinya, Mathius yang berstatus tenaga pengajar kontrak ini, mengajar untuk siswa Sekolah Dasar Negeri Mata Wee Tame di Lolowano, Tanah Righu, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tempat murid-murid Mathius belajar sangat jauh dari kata layak. Dindingnya hanya terbuat dari bilik bambu, beralaskan tanah, dan kursi belajar yang seadanya. Namun, Mathius mengatakan bahwa anak-anak didiknya tetap bisa menimba ilmu dengan baik.
"Kalau masalah kompetensi, saya rasa tidak terlalu jauh dengan anak-anak di kota, cukup setara lah. Tergantung dari gurunya, mengajarnya seperti apa, itulah yang akan menjadikan mereka seperti apa," ucap Mathius saat ditemui VIVA.co.id dalam kunjungan bersama KFC Indonesia, di Sumba, NTT baru-baru ini.
Menurut Mathius, menjadi guru adalah sebuah panggilan jiwa. Meski gajinya hanya Rp1,4 juta per bulan, Mathius megatakan bahwa mendidik bukan soal berapa banyak uang yang didapatkan, tapi soal berapa banyak pengetahuan yang dibagikan.
"Bagaimanapun kalau cerita suka duka kita tidak bisa ngomong seperti itu, karena ini panggilan, artinya harus kita terima. Memang prinsip ini sulit, tapi tetap harus kita jalani demi anak-anak," ujarnya bijak.
Sebagai guru, dia hanya ingin anak didiknya menjadi rajin, agar kelak bisa memperbaiki nasibnya sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Dia juga berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib guru sepertinya dan juga sekolah-sekolah di pedalaman Indonesia.
"Ya kalau kami, guru, mengharapkan anak rajin, dengan sekolah yang sudah dekat walau kondisinya seperti ini juga. Agar mereka bisa bersekolah setinggi-tingginya," kata dia. (ase)