Begini Rasanya jadi Dokter di Perbatasan Timor Leste
- VIVA.co.id/Rintan Puspitasari
VIVA.co.id – Puskesmas Silawan yang berada di dekat perbatasan Timor Leste, Kamis 4 April 2017 siang kemarin terlihat tidak begitu ramai dikunjungi. Padahal menurut pengakuan dokter di sana, biasanya cukup banyak pasien yang datang, entah untuk sekadar melakukan perawatan gigi atau pemeriksaan kesehatan.
Keberadaan dokter di Puskesmas ini cukup memudahkan warga sekitar. Dan, meski berada di perbatasan, jangan pandang remeh akan fasilitas yang tersedia. Salah seorang dokter di puskesmas tersebut menceritakan alasannya betah bertugas di sana.
"Suka duka pasti ada. Sukanya ya karena masyarakat di sini ramah, teman-teman ramah, padahal saya kan bukan orang sini. Suami juga ditugaskan di Atambua, jadi enggak pisah dengan keluarga. Kalau duka, paling ya menyesuaikan dengan makanannya lumayan bikin sedih," kata Drg Dewi Natalia Mantau sambil tertawa saat ditemui VIVA.co.id baru-baru ini di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dokter yang harus menempuh jarak sekitar 30 menit untuk mencapai tempat kerjanya di Silawan dari Atambua ini merupakan salah satu dokter yang berstatus sebagai pegawai tidak tetap (PTT) daerah. Wanita lulusan Universitas Padjadjaran yang berasal dari Ambarawa itu belum lama ditempatkan di Puskesmas Silawan, tepatnya sejak November 2016 lalu. Dalam sehari, Dewi biasanya menangani satu hingga dua pasien.
Kehidupan damai Dewi bersama suami dan anaknya sepertinya semakin sempurna dengan insentif yang diperolehnya. Seperti dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. Hosiani pada acara bincang-bincang kunjungan Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek di Soe, NTT belum lama ini.
"Sekalipun tak sebesar insentif dari Kabupaten lain di NTT, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sangat mudah untuk mendapatkan tenaga kesehatan, khususnya dokter dan dokter gigi yang mendapat insentif sebesar Rp9 juta per bulan. Sementara untuk Kabupaten lain bisa memberi insentif lebih, misalnya Kabupaten Malaka, mencapai Rp15 juta,” ucapnya.
Menurut Kadinkes, para tenaga kesehatan betah mengabdi di Kabupaten TTS karena suasana kerja yang penuh dengan rasa kekeluargaan, aman dan nyaman, sehingga mereka tak ada keinginan untuk pindah ke tempat lain.