Studi: Ibu Tiri Jahat Hanya Mitos
- Pixabay
VIVA.co.id – Dongeng populer Cinderella seolah memunculkan stigma bahwa ibu tiri ialah sosok yang jahat dan kejam. Padahal, menurut sebuah penelitian, setelah bercerai, ibu tiri sering jadi pelekat bagi sebuah keluarga.
Cara Zaharychuk dari Athabasca University di Kanada, dalam studinya mencoba melihat penanganan konflik keluarga setelah perceraian, dan menemukan ibu tiri ternyata menjadi support system yang berharga untuk anak-anak.
“Pandangan masyarakat bahwa ibu tiri jahat, perlu ditantang untuk mengakomodasi pembentukan perubahan unit keluarga,” kata Zaharychuk.
“Ibu tiri seharusnya tidak distereotipkan sebagai orang jahat, atau kejam. Ibu tiri dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif. Secara efektif, menggabungkan mereka ke dalam keluarga dapat membantu dalam transisi yang sehat,” katanya.
Perceraian telah dikaitkan dengan masalah emosional, perilaku, dan psikologis, seperti gangguan tidur, agresi, kebencian, prestasi sekolah yang buruk, kebingungan, dan takut ditinggalkan. Membantu anak-anak untuk tinggal di rumah yang bebas dari konflik dapat membantu untuk mengatasi beberapa efek negatif dari perceraian, dan menurut penelitian ini peran ibu tiri bisa membantu.
Zaharychuk menemukan bahwa memutuskan untuk menikah kembali adalah salah satu dari enam titik balik utama yang membuat anak-anak merasa seperti mereka memiliki keluarga lagi. Di samping itu, memiliki saudara tiri juga ternyata bermanfaat.
“Hampir semua ibu tiri yang terlibat dalam penelitian ini dilaporkan merasa seperti sosok ibu, dan berusaha untuk memelihara dan melindungi anak tiri mereka,” kata Zaharychuk, seperti penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Divorce and Remarriage. (asp)