Mahasiswa Prancis Antusias Belajar Meramu Jamu di Semarang
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto/ Semarang
VIVA.co.id – Seorang mahasiswa asal Prancis bernama Clement Hugueta (23 tahun) tertarik belajar jamu tradisional di Indonesia. Clement bahkan secara khusus melakukan riset soal jamu di Semarang, Jawa Tengah.
Riset mahasiswa asal Universitas Medecine et Pharmacie Poitiers France itu dilakukan di perusahaan jamu raksasa Indonesia, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Clement bahkan rela tinggal berbulan-bulan untuk menyerap ilmu pengobatan tradisional nenek moyang bangsa Indonesia tersebut.
"Saya tertarik dengan pengobatan tradisional Indonesia. Maka saya melakukan studi tentang pengobatan di sini. Dan jamu adalah ilmu pengobatan yang menarik, " kata Clement kepada VIVA co.id, Jumat, 31 Maret 2017.
Untuk memperdalam ilmu tentang jamu, Clement bahkan ikut serta terlibat dalam penelitian farmasi di perusahaan tersebut. Ia bahkan mulai akrab dengan berbagai tanaman herbal Indonesia yang ternyata memiliki khasiat luar biasa bagi kesehatan.
"Saya senang ada di sini. Perusahaan jamu ini sangat menjaga dan menjamin terhadap riset saya ini, mereka sangat berpengalaman dalam mengembangkan obat tradisional, " ujarnya.
Pria yang sangat menggandrungi dunia farmasi itu yakin riset jamu di Sido Muncul akan mampu dikembangkan di negara asalnya, Prancis. Metode pemanfaatan tanaman herbal menjadi jamu, menurutnya, menjadi hal baru di negaranya.
"Kuliah saya soal farmasi. Dan jamu menjadi metode pengobatan baru dalam riset saya ini, " kata pria yang enam bulan tinggal di Semarang itu.
Setelah di Semarang, Clement mengaku akan berkeliling dunia, seperti Inggris dan Amerika Serikat untuk membandingkan metode pengobatan tradisional dunia. Lalu ia berniat mendirikan perusahaan obat tradisional di negaranya usai lulus nanti.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat, mengaku terbuka terhadap mahasiswa Prancis yang belajar tentang jamu di perusahaannya. Ia menyebut, sudah ada empat mahasiswa Prancis yang secara khusus melakukan riset jamu.
"Di sini, dia malah kita kasih tugas menganalisa, verifikasi dan asistensi di laboratorium jamu kita. Kita sangat terbuka, " kata Irwan.
Irwan pun menyatakan tak khawatir jika ilmu jamu tradisional yang ia kembangkan ditiru oleh negara lain. Baginya, dunia farmasi, khususnya jamu tradisional asal Indonesia, malah bisa diakui di negara-negara maju.
"Enggak khawatir formula dicuri. Kalau ilmunya dikembangkan di Prancis malah bagus, ini jadi ajang sharing dan justru bisa bermanfaat bagi orang banyak, " tutur Irwan. (one)