Pentingnya Menyedot WC Secara Berkala
- REUTERS
VIVA.co.id – Selama ini, banyak masyarakat yang justru bangga, jika tempat penampungan kotoran hasil dari buang air besar yang bertahun tahun tidak disedot. Salah satunya adalah wanita berusia 57 tahun, Demi, yang juga merupakan warga dari Pademangan Barat.
"Di rumah saya itu terakhir dikuras tahun 1970 mas," kata dia saat ditemui VIVA.co.id, di Ruang Terpadu Ramah Anak, Budi Mulia, Pademangan Barat, Jakarta Utara, Senin 27 Maret 2017.
Dia mengaku tidak ada masalah berarti selama ini, sehingga, merasa belum terlalu perlu untuk melakukan penyedotan. Meski demikian, dia sendiri menyadari, bahwa menyedot septic tank lebih efektif dan murah ketimbang mesti membangun septic tank baru, jika yang lama tersumbat.
Ditemui ditempat yang sama, Direktur Utama PD PAL Jaya, Dr. Subekti, menjelaskan, septic tank jika dilakukan penyedotan setiap tahunnya mampu mengurangi polutan sebanyak hampir 90 persen.
"Menurut penelitian yang dilakukan di Jepang kalau di sedot tiap tahun itu polutannya berkurang 90 persen tapi kalau tujuh tahun itu 20 persen artinya semakin sering disedot polutannya semakin banyak berkurang," ungkap Subekti.
Dia sendiri, menghitung, jika mungkin dalam satu tahun sekali masih sulit dijangkau oleh masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah, dalam hitungannya, penyedotan idealnya secara reguler dilakukan tiga tahun sekali.
"Reguler hitungan kami itu tiga tahun itu dengan catatan, kalau cubluk enggak penuh. Karena kalau penuh itu akan merembes itu akan merembes ke air tanah, ini bahaya, nanti mandinya terkena bakteri E.coli," jelas dia.
Data kualitas air sungai periode 2014 yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup sendiri, memang menemukan sungai ciliwung tercemar bakteri E.coli yang mencapai dua juta individu per 100 cc, padahal standar baku mutunya 2000 individu per 100 cc.