Cerita Ustaz Edy Susanto Mati Suri, Begini Rasanya Sakaratul Maut

Ustaz Eddy Susanto
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Jakarta, VIVA – Ustaz Edy Susanto mengalami dua kali mati suri pada tahun 2016 dan 2017. Dalam pengalaman tersebut, beliau merasakan sakaratul maut yang sangat menyakitkan, seolah-olah tubuhnya diiris-iris dan ditebas ratusan pedang. Selain itu, beliau juga diperlihatkan dosa-dosa yang pernah dilakukan selama hidupnya, yang menimbulkan rasa malu luar biasa.

Terpopuler: Ramalan Zodiak Selasa, Cerita Ustaz Edy Susanto Mati Suri

Mulanya, Ustaz Eddy Susanto mengaku dalam kondisi tubuh yang sehat bahkan masih bisa berkegiatan seperti biasa. Kemudian setelah melakukan pekerjaannya, ia berbaring di kamar dan memulai perjalanan spiritualnya. Scroll lebih lanjut ya.

"Saya lagi ngerjain sesuatu nulis-nulis dan lain sebagainya, masuklah ke kamar saya duduk. Di situ lah ada yang berbisik sama saya 'Eddy, waktunya kamu di dunia sudah habis. Ini hari terakhir hidupmu'. Saya yakin itu bukan jin," kata Ustaz Eddy Susanto, mengutip video YouTube Bukan Cerita Untungs, Senin 17 Maret 2025.

Dianggap Mirip Berhala, Seorang Ustaz Hancurkan Patung Iron Man di Tempat Wisata Bogor

Ustaz Eddy Susanto lekas mencari bantuan dengan berteriak namun tak ada orang yang datang. Tak lama dari itu, ia bisa melihat tubuhnya sendiri berbaring di kamar tersebut.

Pulang dari Jepang, Fenita Arie Alami Pneumonia Seperti Barbie Hsu

Ustaz Eddy mengaku ingat betul rasanya sakaratul maut ketika nyawanya diangkat dari tubuhnya. Rasa sakit itu digambarkan seperti seekor domba yang dikuliti hidup-hidup ketika Idul Adha atau diiris dengan ratusan pedang.

"Jadi proses sakaratul maut yang saya rasakan itu dari kaki ditarik, dan rasa sakitnya sakaratul maut seperti badan kita ditebas atau diiris-iris dengan ratusan pedang," jelasnya.

Ustaz Eddy kemudian melihat lagi perjalanan hidupnya terdahulu. Ia mengingat lagi perbuatan-perbuatan dosa yang telah dilakukan secara sengaja maupun tak sengaja selama hidup di dunia.

Arie Untung dan Ustaz Eddy Susanto

Photo :
  • Tangkapan Layar

Ustaz Eddy juga mengingat tentang semua hartanya yang akan ditinggalkan selama hidupnya. Saat itu, napasnya terasa sudah berada di ujung tenggorokan sebelum kematian benar-benar menghampirinya. Akhirnya, Ustaz Eddy menyadari jantungnya sudah tidak berdetak lagi.

Setelah mengalami kejadian tersebut, Ustaz Edy memohon kepada Allah agar diberikan kesempatan hidup kembali untuk bertaubat dan memperbanyak amal kebaikan. Beliau berjanji akan mengabdikan hidupnya demi memperjuangkan ajaran Al-Qur'an. Sebagai bentuk realisasi dari tekadnya, beliau mendirikan Pesantren Motivator Qur'an dan aktif mengajarkan anak-anak yatim, anak jalanan, serta mereka yang kurang mampu agar bisa belajar mengaji.

"Saya berteriak nangis sama Allah, menjerit dan pasrah. Saya sampai lupa pada diri saya sendiri, lupa siapa saya, lupa apa yang terjadi. Pokoknya saya hanya minta dihidupkan ke dunia, saya akan wakafkan hidup saya kepada Al-Qur'an. Sampai detak jantung saya yang terakhir, saya janji sama Allah. Tiba-tiba ruh saya balik lagi," paparnya.

Peristiwa mati suri yang dialaminya menjadikan Ustaz Edy lebih berhati-hati dalam bertindak agar tidak menyakiti hati orang lain. Beliau juga menekankan pentingnya mendidik anak agar tumbuh menjadi individu yang sholeh dan sholehah. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa tubuh manusia telah diciptakan dengan keseimbangan jujur dan ikhlas oleh Allah. Jika seseorang tidak menjalankan nilai-nilai tersebut dan lebih memilih hidup dalam kemaksiatan, maka akan terjadi kekacauan energi dalam dirinya yang berujung pada ketidaktenangan hidup.

Ilustrasi pondok pesantren.

Ustaz Ponpes di Jateng Sambut Baik Rencana Pesantren Diberikan Pengelolaan Tambang di Indonesia 

Pengelolaan tambang oleh pesantren merupakan langkah kemajuan untuk meningkatkan SDM bagi keluarga pesantren.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2025