Ramadhan Sebentar Lagi, Utang Puasa Masih Numpuk? Ini Kata Buya Yahya
- Istiewa
Jakarta, VIVA – Ramadhan 2025 semakin dekat, dan banyak umat Muslim mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci ini. Namun, bagi sebagian orang, masih ada utang puasa yang belum terbayar dari Ramadhan sebelumnya.
Hal tersebut menjadi perhatian serius karena kewajiban qadha puasa tidak boleh diabaikan. Lantas, bagaimana jika utang puasa masih menumpuk menjelang Ramadhan?
Menjawab hal tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Buya Yahya menjelaskan bahwa menunaikan puasa Ramadhan atau membayar utang puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim.
Pemantauan Hilal Untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan. (ilustrasi)
- VIVA/M Ali Wafa
Jika memiliki uzur, seperti sakit berat, atau hamil sehingga tidak dapat membayar utang puasa sampai tiba Ramadhan berikutnya, maka orang tersebut tidak dikenakan denda. Ia hanya perlu membayar utang puasa setelah Ramadhan selesai.
“Tidak harus kena fidyah," terang Buya Yahya seperti dilansir dari YouTube RadioQu Rabu, 19 Februari 2025.
Berbeda dengan orang yang tak memiliki uzur, tapi dengan sengaja menunda membayar utang puasa sampai tiba Ramadhan berikutnya, maka orang tersebut diharuskan membayar fidyah.
“Membayar fidyah, 1 hari puasa 1 mud,” jelas Buya Yahya.
Mud adalah ukuran volume yang merujuk pada telapak tangan yang ditengadahkan ke atas. Satu mud setara dengan 0,6 kg atau 3/4 liter beras.
“Misalnya masih punya 3 utang puasa, maka ia wajib qadha 3 hari setelah Ramadhan selesai, ditambah 3 kali membayar fidyah,” tandasnya.