Bolehkah Muslim Terima Angpao Saat Imlek? Begini Kata Buya Yahya

Angpao imlek
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Tahun Baru Imlek 2025 dirayakan dengan penuh suka cita dan disambut dengan sangat meriah. Pada tahun Ular Kayu ini, banyak orang yang berharap akan datang sebuah kemakmuran dan keberuntungan yang melimpah. 

Aksi Barongsai dan Bakti Sosial Meriahkan Momen Imlek Masyarakat Pulau Galang

Tradisi kebudayaan Tionghoa ini selalu dirayakan setiap tahunnya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Selain menjadi momen manifesting harapan-harapan baik, tahun baru Imlek juga identik dengan tradisi Cina yang sangat melekat seperti memberikan angpao kepada sanak saudara. 

Hempas Roh Jahat, Sarwendah Datangkan 2 Barongsai ke Rumah Saat Imlek

Tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia yang beragama Islam juga turut ikut menerima pemberian angpao dari orang sekitarnya yang merayakan Imlek.

Amplop merah/angpao.

Photo :
  • Pinterest
Olga Ingatkan Munculnya Ini saat Imlek

Mengingat ini merupakan hari perayaan orang non-Muslim, apakah mereka yang beragama Islam boleh menerima angpao? Menurut Buya Yahya, menerima angpao bukanlah hal yang dilarang.

Ini sama saja dengan hadiah dari orang lain yang harus diterima dengan senang hati. Tetapi syaratnya, hadiah tersebut boleh diterima selagi barang yang diberikan halal untuk dikonsumsi atau digunakan.

"Hadiah yang diberikan oleh orang di luar Islam halal kita terima selagi hadiah itu memang halal untuk kita konsumsi. Ngasih 1 kilo terong, halal kan? Duit, kan itu hadiah bagi mereka karena mereka mungkin ada pemahaman soal kasih sayang dan sebagainya," ujar Buya Yahya, mengutip video YouTube Al Bahjah TV, Rabu 29 Januari 2025. 

Menerima angpao dari orang Tionghoa yang merayakan Imlek merupakan wujud rasa hormat sekaligus menunjukkan keikutsertaan dalam merasakan suka cita.

Angpao Imlek

Photo :
  • Dokumentasi Halomoney

Sebab dalam tradisi Tionghoa, ada banyak filosofi termasuk memberikan angpao kepada orang lain yang diyakini akan membuka jalan bagi rezeki yang baru.

"Kalau tetangga kita yang Nasrani memberikan pada kita hadiah boleh. Bahkan mungkin kita urusan Natal babnya beda, cuma karena mereka yang misalnya Imlek lagi senang di acaranya, mereka ingin berbagi dalam kesenangannya maka kita boleh menerima," katanya. 

Bukan hanya menerima, Buya Yahya mengatakan bahwa orang Islam pun boleh memberikan hadiah Imlek kepada mereka yang merayakannya.

Pemberian hadiah itu tentu tidak terlepas dari wujud simpati terhadap orang yang sedang merayakan Tahun Baru Imlek.

Biasanya menjelang Imlek, ada banyak persiapan dari segi makanan hingga dekorasi rumah yang disiapkan untuk menjamu tamu. Itulah saat yang tepat untuk memberikan hadiah Imlek.

"Begitu pula sebaliknya kita boleh memberikan hadiah kepada orang Nasrani di kiri kanan kita. Tetangga kita yang Konghuchu, kita boleh memberikan hadiah kepada mereka," terang Buya Yahya. 

Jika sebatas memberikan dan menerima hadiah, agama Islam masih memperbolehkannya. Tetapi, sangat tidak dianjurkan bagi orang Muslim mengikuti kegiatan acara keagamaan yang lain.

Misalnya ketika Imlek, banyak orang datang ke kelenteng untuk beribadah dan merayakan sejumlah ritual. Di situ lah, sebagai Muslim harus membatasi diri untuk tidak berpartisipasi.

"Yang tidak boleh adalah kita ikut acara-acara keagamaannya. Sama seperti halnya mereka pun tidak boleh ikut acara keagamaan kita, kita pun tidak boleh mengikutinya," tutur Buya Yahya.

"Selain acara keagamaan, kita boleh. Mengucapkan selamat pun boleh, acara pernikahannya selamat, acara khitannya selamat, dalam bangun rumah selamat, kita bawa hadiah bahkan kalau perlu saya ngasih hadiah mobil boleh,” jelas Buya Yahya.

“Islam mengajarkan keindahan kok. Nabi pernah diberikan hadiah oleh orang Yahudi, diterima oleh Rasulillah," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya