Kerap Ramaikan Perayaan Imlek, Ini Makna dan Kisah di Balik Budaya Tarian Barongsai

Barongsai
Sumber :
  • Damai Putra Group

Jakarta, VIVA – Tarian barongsai merupakan tradisi Tiongkok yang dilakukan pada acara-acara besar, seperti Tahun Baru Imlek. Masyarakat keturunan Tionghoa pun kini tengah bersiap menyambut Tahun Ular Kayu pada perayaan Tahun Baru Imlek pada tanggal 29 Januari 2025 mendatang.

Namun bagaimanakah awal dari tradisi ini muncul? Apa juga yang menjadi makna di balik tradisi barongsai tersebut? Berikut penjelasan singkatnya yang dilansir laman SBS Mandarin. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Yang mungkin tidak Anda ketahui adalah bahwa sebagian besar perayaan Tahun Baru Imlek di masyarakat Asia Timur didasarkan pada kalender lunisolar Tiongkok, dan bukan kalender lunar.

Kalender lunisolar Tiongkok menunjukkan fase bulan dan waktu tahun matahari.

Tim Barongsai Sumut, saat jalani pertandingan di PON 2024.(dok PON 2024 Sumut)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Menurut kalender lunisolar, hari dimulai dan berakhir pada tengah malam, bulan dimulai pada hari bulan baru, dan tahun dimulai pada bulan baru kedua atau ketiga setelah titik balik matahari musim dingin.

Oleh karena itu, hari Tahun Baru tradisional di Tiongkok adalah untuk merayakan dimulainya musim semi dan nama yang paling umum untuk Tahun Baru Imlek di Tiongkok adalah Festival Musim Semi.

Di antara banyak adat istiadat yang dilakukan selama perayaan tersebut adalah tarian barongsai tradisional - yang berasal dari legenda populer yang sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun lalu.

Serunya atraksi barongsai di SCBD sambut tahun baru Imlek

Photo :
  • ist scbd ag

Legenda Nian
Menurut cerita dan legenda, Tahun Baru Imlek berasal dari sebuah cerita di mana sebuah desa di Tiongkok diteror oleh seekor binatang buas bernama Nian.

Atlet Barongsai Aceh Tampil Gemilang, Amankan Medali Emas di PON 2024

Johnny Leung adalah penari barongsai utama dari Yau Kung Mun, salah satu kelompok tari barongsai paling terkenal di Sydney, Australia.

"Nian berarti 'tahun' dalam bahasa Mandarin," ungkap Johnny Leung.

Atlet Barongsai Sumut Kembali Sabet Emas di PON 2024

"Setiap tahun binatang buas itu akan turun dan meneror desa mereka," tuturnya.

"Seorang bijak memberi tahu penduduk desa bahwa Nian takut pada tiga hal: Api, suara keras, dan warna merah. Jadi tahun berikutnya penduduk desa melawan. Mereka memukul setiap drum yang dapat mereka temukan, mereka akan mengenakan warna merah dari kepala hingga kaki, dan mereka akan menyalakan setiap petasan yang dapat mereka temukan," tambahnya.

Barongsai Sumut Sabet Medali Emas di PON 2024, Pelatih: Melatih Fokus Tanpa Kesalahan

Warga saat menyaksikan permainaan liang liong dan barongsai di sekitar Klenteng Hok Tik Bio Blora

Photo :
  • (Agw/tvOne/Blora)

"Jadi seiring berjalannya waktu, mereka tidak lagi takut dengan Tahun Baru Imlek, mereka justru merayakannya, dan mereka akan mengenakan warna merah, menyalakan petasan, dan akan melakukan tarian barongsai untuk menceritakan kisah Tahun Baru Imlek kepada anak-anak di seluruh dunia," jelasnya

Para penari biasanya meniru gerakan singa dengan kostum warna-warni untuk membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan rejeki bagi para penonton.

"Tarian barongsai menceritakan sebuah kisah," kata Johnny Leung.

"Kisahnya biasanya menyerupai seekor singa yang mendekati proyek tertentu, merasa takut, dan mencari sesuatu untuk dimainkan, lalu mengakhiri pertunjukan,” lanjutnya.

"Agar manusia dapat menunjukkannya sebagai hewan, ia perlu melakukan banyak jenis gerakan dan mempertahankan berbagai jenis posisi agar terlihat seperti hewan. Posisi-posisi ini mengharuskan kita untuk berlatih cukup keras, menjaga kebugaran tubuh agar dapat melakukannya,” ucap Johnny Leung.

Johnny Leung juga mengatakan bahwa tarian barongsai mengajarinya banyak hal.

"Tarian barongsai mengajarkan saya apa yang dapat diberikan oleh kerja keras dan mengajari saya. Tarian barongsai juga mengajarkan saya cara bekerja dalam tim," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya